Sabtu 13 Jun 2020 19:21 WIB

Berkat Merchandise, Louvre Bisa Bertahan di Masa Pandemi

Basis penggemar Louvre ternyata tak hanya besar di Surabaya.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Louvre Surabaya Andika Supriadi Saputra.
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Pelatih Louvre Surabaya Andika Supriadi Saputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkat penjualan merchandise, tim baru Louvre Surabaya bisa bertahan di tengah pandemi virus corona. Pandemi yang sudah lebih tiga bulan ini memang tak dimungkiri membuat pendapatan beberapa klub Indonesia Basketball League (IBL) terganggu.

Kedekatan dengan penggemar menjadi senjata rahasia Louvre. Di masa pandemi, penjualan merchandise tim berjuluk Buaya Darat justru naik signifikan.

Padahal, pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga, mengakui harga jersey timnya paling mahal ketimbang tim IBL lain.

“Sejak awal, kami branding ditonjolkan. Terus ada koneksi dengan fan. Kami juga buat konten-konten, ada video-video. Kami membuat reality show yang melibatkan emosi penonton," ujar Erick dilansir dari laman IBL Indonesia, Jumat (13/6). “Kami buat video, wawancara, interaktif, kami buat seintim mungkin dengan fan. Hasilnya ya sekarang, ketika pandemi, merchandise sukses semua terjual."

Basis penggemar Louvre Surabaya ternyata tak hanya besar di Kota Pahlawan. Erick berusaha melebarkan sayap tim asuhan Andika Saputra ke seluruh kota di Indonesia dengan cara membuka sekolah basket.

“Selain itu, meski tim di Surabaya, kami membuka diri untuk sekolah di kota lain. Jadi ketika di Yogya atau Bandung, ada 300 orang datang untuk latihan bersama,” tutup Erick.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement