Ahad 14 Jun 2020 23:10 WIB

Keluar Rumah, Apa Saja Barang Wajib Warga Jakarta?

Selama PSBB transisi, warga Jakarta punya sejumlah barang yang wajib dimiliki.

Sejumlah warga beraktivitas di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (13/ 6/2020). Sejak PSBB transisi, warga Jakarta mulai banyak yang menjadikan masker cadangan dan penyanitasi tangan sebagai barang bawaan wajib ketika keluar rumah.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Sejumlah warga beraktivitas di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (13/ 6/2020). Sejak PSBB transisi, warga Jakarta mulai banyak yang menjadikan masker cadangan dan penyanitasi tangan sebagai barang bawaan wajib ketika keluar rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga DKI Jakarta mempersiapkan diri dalam menjalani transisi pembatasan sosial berskala besar yang kelak akan beralih ke kehidupan normal baru di tengah pandemi Covid-19. Masker dan penyanitasi tangan pun menjadi barang wajib untuk dimiliki.

"Pasti sedia masker, pakai jaket, dan bawa hand sanitizer (penyanitasi tangan) ke mana aja," kata seorang warga bernama Veronika yang ditemui Antara, Jakarta, Ahad.

Baca Juga

Bagi Veronika, masker, penyanitasi tangan, dan tisu menjadi kebutuhan wajib yang selalu dibawa di dalam tas jika bepergian sejak pandemi Covid-19. Veronika merupakan seorang warga yang tinggal di Jalan Salemba Tengah, Jakarta Pusat dan bekerja sebagai seorang tenaga medis di rumah sakit swasta di Jakarta.

Menurut Veronika, yang harus dilakukan juga dalam kondisi normal baru adalah menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Kalau kerumunan, kalau ramai nggak usah naik angkot, kecuali darurat banget," tuturnya.

Veronika mengatakan, jika bisa luangkan waktu, maka lebih baik memilih baik angkutan umum yang tidak ramai penumpang. Jika mal-mal mulai beroperasi, Veronika memilih untuk tidak pergi ke mal dalam dua pekan pertama karena khawatir ramai orang.

"Kalau dua minggu pertama nggak, pasti orang bosan di rumah, ingin refreshing, terus pergi jalan-jalan. Risiko tertular lebih besar kalau berkerumun," ujarnya.

Veronika mengajak masyarakat untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta memakai masker jika keluar rumah. Demikian pula Tina, seorang warga yang tinggal di Rawasari, melakukan persiapan dengan membeli banyak masker.

Jika biasanya sebelum pandemi Covid-19, hanya membawa satu masker, maka dia menyiapkan sampai tiga masker tambahan.

"Kalau aku, pasti siapin masker, hand sanitizer, tisu basah, dan tisu kering," ujar Tina yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai dampak COVID-19.

Tina mengaku belum berani untuk keluar rumah karena keadaan belum pulih dari Covid-19. Ia mengatakan khawatir tertular Covid-19.  Dengan alasan yang sama, Tina juga memilih untuk tidak pergi ke mal untuk dua pekan pertama jika mal mulai beroperasi

"Dua minggu pertama nggak mau ke mall, karena takut tertular," ujarnya.

Tina pun mengaku tidak berani naik angkutan umum karena takut tertular virus di mana orang tidak bisa jaga jarak di dalam angkutan. Ia meluangkan waktu untuk mencari angkutan umum yang tak padat penumpang.

"Kalau nggak penting banget nggak mau keluar rumah," ujarnya.

Tina memantau, masih ada warga yang tidak disiplin di mana mereka tidak memakai masker dan menjaga jarak. Dia juga menyerukan masyarakat untuk menaati peraturan dengan cara memakai masker, menjaga jarak, dan keluar rumah hanya untuk keperluan mendesak saja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement