REPUBLIKA.CO.ID,CIAMIS -- Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis kembali mengingatkan penerapan protokol kesehatan di layanan kesehatan. Hal itu dilakukan lantaran adanya puluhan karyawan RSUD Ciamis yang diisolasi setelah kontak dengan pasien positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Yoyo mengingatkan agar seluruh tempat-tempat kerja, khususnya layanan kesehatan, menerapkan protokol kesehatan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Menurut dia, sejak lama pihaknya telah menyusun protokol kesehatan untuk beraktivitas di tempat kerja, apalagi di fasilitas kesehatan.
"Misalnya pemakaian masker, pengecekan suhu, termasuk membatasi pengunjung," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/6).
Kendati demikian, ia yakin RSUD Ciamis telah menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Menurut dia, kasus kontak erat para karyawan dengan pasien positif Covid-19 terjadi akibat ketidaksengajaan. Sebab, ketika pasien masuk kondisinya tidak sadar dan keluarga pasien mengaku tak mengetahui riwayat perjalanan pasien.
Sebelumnya, sebanyak 64 karyawan RSUD Ciamis harus diisolasi akibat pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Pihak rumah sakit telah melakukan tes swab kepada 64 orang itu pada Jumat (12/6).
Direktur RSUD Ciamis, Rizali Sofyan mengatakan baru tiga orang yang hasilnya diketahui negatif. Tiga orang itu merupakan dokter di RSUD Ciamis dan sudah bisa bekerja kembali. Sementara hasil untuk 61 karyawan lainnya belum diketahui.
"Biasanya hasil tes swab itu baru keluar setelah tiga atau empat hari," kata dia saat dihubungi Republika.co.id.
Menurut dia, sebanyak 45 orang dari 61 orang yang hasil tes swabnya belum diketahui diisolasi di RSUD Ciamis. Sementara sisanya diisolasi mandiri di rumah masing-masing sambil menunggu hasil pemeriksaan keluar.
Ia menambahkan, untuk operasional Ruang Mawar di lantai dua salah satu gedung RSUD Ciamis hingga saat ini masih ditutup. Sementara pasien lainnya yang sebelumnya dirawat di lantai dua gedung itu dipindahkan ke lantai satu. Rencananya, lantai dua Ruang Mawar baru akan dibuka setelah dilakukan sterilisasi.
"Kita masih menunggu penyemprotan disinfektan. Kalau dibuka juga susah, karena petugasnya masih diisolasi. Untungnya saat ini sedang tak banyak pasien," kata dia.
Atas kejadian itu, Rizaldi mengatakan, pihaknya akan lebih ketat melakukan penyaringan kepada setiap pasien dan pengunjung yang datang ke RSUD Ciamis. Dengan begitu, kejadian serupa bisa diminimalisir.
Ihwal ketersediaan alat pelindung diri (APD), menurut dia, saat ini masih terdapat 900 unit di RSUD Ciamis. "InsyaAllah bisa untuk dua bulan ke depan," kata dia.
Kronologis puluhan karyawan di RSUD Ciamis bermula dari satu pasien positif Covid-19. Pasien itu baru diketahui positif setelah sekira delapan hari dirawat di ruang rawat inap RSUD Ciamis. "Pasien baru diketahui positif setelah delapan hari dirawat," kata dia.
Ia menjelaskan, kronologi awalnya bermula ketika kondisi pasien tak kunjung membaik setelah dirawat beberapa hari. Pihak rumah sakit berencana merujuk pasien itu ke rumah sakit lainnya. Namun, rumah sakit rujukan yang dituju meminta pasien menjalani uji cepat (rapid test) Covid-19 terlebih dahulu.
Ketika dites, hasilnya pasien dinyatakan reaktif dan langsung dipindah ke ruang isolasi. Selanjutnya, setelah dilakukan tes swab, pasien itu dinyatakan positif Covid-19.
Menurut Rizali, pasien itu sebelumnya dirawat di ruang mawar, tempat perawatan penyakit syaraf. Setalah dua hari dirawat di ruang isolasi, pasien meninggal pada Jumat (12/6). Ketika pasien meninggal dunia, pihak rumah sakit langsung menelusuri semua orang yang kontak dengan pasien dan langsung dilakukan tes swab.