REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dari PT Antam, yang dipantau dari laman Logam Mulia di Jakarta, Selasa (16/6), tercatat di angka Rp 898.000 per gram atau turun Rp 4.000 dari sebelumnya. Harga jual emas Antam turut merosot Rp 6.000 per gram dari sebelumnya menjadi Rp 787.000 per gram.
Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP). PPh 22 atas transaksi buy back dipotong langsung dari total nilai buy back.
Sementara itu, harga emas berjangka melemah lagi pada akhir perdagangan Senin, memperpanjang kerugian akhir pekan lalu karena aksi ambil untung berlanjut. Namun penurunannya dibatasi oleh pelemahan dolar AS dan kekhawatiran gelombang kedua infeksi virus corona.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 10,1 dolar AS atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 1.727,2 dolar AS per ons. Setelah turun 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.737,30 dolar AS per ons pada Jumat (12/6).
Emas berjangka naik 19,1 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.739,8 dolar AS per ons pada akhir perdagangan Kamis (11/6), setelah sehari sebelumnya melemah 1,2 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.720,70 dolar AS.
"Dalam suasana risk-off (penghindaran risiko) dolar menjadi aset yang menguntungkan dan itu menekan emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Emas juga berada di bawah tekanan karena Survei Manufaktur Negara Bagian New York yang dirilis pada Senin (15/6) menunjukkan indeks kondisi bisnis meningkat 48 poin menjadi negatif 0,2 pada Juni. Ini lebih baik dari yang diperkirakan dan meskipun masih dalam negatif, ini merupakan stabilisasi ukuran ini.
Investor masih khawatir tentang kemungkinan gelombang kedua Covid-19, yang akan memberikan dukungan jangka menengah untuk logam mulia karena akan mengacaukan perekonomian. Ini menyebabkan bank sentral bereaksi dengan stimulus, meningkatkan inflasi.