Selasa 16 Jun 2020 16:11 WIB

Covid-19 Kian Meningkat, Ini Strategi Pemkot Bogor

Menegakkan protokol kesehatan jadi kunci utama  membendung persebaran Covid-19. 

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya
Foto: ANTARA /Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kasus positif Covid-19 di Kota Bogor terus mengalami peningkatan dalam satu minggu terakhir. Tercatat pada Senin (15/6), kembali terjadi penambahan sebanyak lima kasus positif menjadi 158 orang.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Pemkot Bogor terus berikhtiar memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bogor. Bima mengatakan, telah merumuskan lima strategi dalam upaya menanggulangi persebaran infeksi Covid-19.

Pertama, membentuk tim gerak cepat penanganan Covid-19 di tingkat wilayah. Kedua, menambah tim surveilans yang direkrut dari kader posyandu, relawan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor.

"Surveilans itu kemudian akan mendapatkan pelatihan dari Dinas Kesehatan (Kota Bogor)," kata Bima pada rapat koordinasi (rakor) mengenai Surveilans, Tracking, Pemantauan Isolasi Mandiri, RW Siaga Corona dan Karantina Mikro di Posko GTPP Covid-19 Kota Bogor, Senin (15/6).

Ketiga, bantuan operasional dalam bentuk insentif RW Siaga akan ditambah melalui anggaran Belanja Tak Terduga (BTT). Keempat, koordinasi ditingkat kelurahan dengan RW Siaga akan dijadwalkan seminggu sekali. Kelima, menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk penanganan warga terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kalau lima poin ini bisa jalan dengan baik, mudah-mudahan bisa mengurangi penyebaran Covid-19. Nah, untuk kebutuhan relawan surveilans itu yang betul-betul urgent,” kata Bima.

Sebagai alumni Covid-19, Bima meyakini, menegakkan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk membendung persebaran Covid-19. Sederhana, kata Bima, masyarakat harus tetap mengenakan masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan. Karena itu, dia meminta, agar semua jajarannya dapat terus mensosialisasikan dan mengkampanyekan protokol kesehatan.

“Pendekatan itu harus tetap dilakukan. Kita sosialisasikan secara sistematik, kampanye kesehatan harus terus jalan dan saya minta seluruh struktural melakukan pendekatan seperti itu,” tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement