Kamis 18 Jun 2020 13:14 WIB

Pencetus Gerakan Berlutut Kini Didukung Trump

Colin Kaepernick pernah diasingkan karena membelas hak-hak rasnya.

 Pengunjuk rasa berlutut di depan barisan polisi, saat aksi yang memprotes kematian George Floyd   di Hampton, Virginia, Selasa (2/6) waktu setempat.
Foto: Jonathon Gruenke/The Virginian-Pilot via AP
Pengunjuk rasa berlutut di depan barisan polisi, saat aksi yang memprotes kematian George Floyd di Hampton, Virginia, Selasa (2/6) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dukungan jika mantan quarterback NFL Colin Kaepernick kembali ke lapangan. Diketahui, tidak ada satu pun tim NFL yang mau mengontrak Kaepernick sejak ia meninggalkan San Francisco 49ers setelah musim 2016.

Saat itu, ia dilepas akibat protes berlutut saat diperdengarkannya lagu kebangsaan sebelum pertandingan sebagai protes atas ketidakadilan rasialisme,

"Di luar berlutut, saya akan senang menyaksikan dia menendang lagi," kata Trump dalam wawancara dengan Sinclair Broadcast Group seperti diwartakan Antara, Rabu (18/6).

"Tetapi tentu dia haru mampu bermain bagus. Jika dia tak bisa bermain bagus, saya kira itu akan sangat tidak adil buat yang lain," lanjut Trump.

Sebelumnya, Trump menyatakan tidak akan lagi menyaksikan pertandingan NFL sendainya para pemainnya tidak berdiri tegak menghormati lagu kebangsaan. Di masa lalu dia menyebut gestur itu tidak menghormati negara.

Protes berlutut Kaepernick belakangan diterapkan lagi oleh para demonstran penentang ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi yang terjadi di seluruh AS dan seluruh dunia. Itu menyusul pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi Minneapolis.

Komisioner NFL Roger Goodell menyatakan, bulan ini bahwa liga salah jika sampai tidak mendengarkan pemain. Dia menyatakan,  bakan mendorong tim-tim untuk mengontrak Kaepernick dan liga juga menghormati kiprah sang quarterback di luar lapangan dalam memperjuangkan ketidakadilan sosial.

Kaepernick mengajukan gugatkan kepada NFL pada 2017 dengan menuding adanya kolusi karena tidak ada tim yang mau mengontraknya. Dia dan NFL berdamai pada 2019 lewat sebuah penyelesaian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement