REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Dukung ketahanan pangan warga berpenghasilan rendah di masa pandemi Covid-19, Rumah Zakat berikan bantuan budidaya ubi madu kepada para petani di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
Dukungan dari Rumah Zakat ini diwujudkan dalam bentuk bantuan penuh, mulai dari proses pengadaan bibit, biaya pemeliharaan dan perawatan serta pupuk bagi kebutuhan tanaman ubi madu tersebut.
Relawan Rumah Zakat Desa Berdaya Dukuh, Dwi Pujiyanto, dalam keterangannya kepada Republika mengatakan bantuan Rumah Zakat ini digulirkan untuk ikut menjaga kebutuhan pangan di masa pandemi Covid-19.
Program bantuan dan pemberdayaan yang digulirkan ini juga merupakan bentuk kepadulian Rumah Zakat untuk ikut memberdayakan masyarakat yang juga terdampak secara ekonomi akibat pandemi tersebut. Penerima manfaatnya adalah warga yang berpenghasilan rendah dan turut terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Dalam hal ini adalah para petani di Kelurahan Dukuh,” ungkapnya, Kamis (18/6).
Secara simbolis, jelas Dwi Purjiyanto, program bantuan Rumah Zakat ini telah dimulai pada Rabu (17/6), dengan telah diterimanya bantuan oleh perwakilan petani di Dusun Warak, Kelurahan Dukuh, Trimo Wahyudi (54 tahun) dan Rusmantoro (46).
Keduanya telah menerima bantuan penuh mulai dari biaya pengadaan bibit yang baik, biaya pemeliharaan dan perawatan serta bantuan pupuk sebagai komoditas utama pendukung budidaya pertanian tersebut.
Dwi Purjiyanto juga mengungkapkan, dampak penyebaran pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya, menuntut masyarakat untuk mempersiapkan ketersediaan dan ketercukupan pangan.
Sehingga bisa masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah, tetap bertahan menghadapi masa-masa sulit akibat situasi pandemi virus corona ini. Tak terkecuali di Kota Salatiga yang angka persebarannya juga ikut meningkat.
Maka program bantuan ketahanan pangan dari Rumah Zakat ini merupakan salah satu ikhtiar untuk menyiapkan masyarakat, agar bisa mengantisipasi dampak yang berkepanjangan akibat penyebaran Covid-19.
“Harapannya, masyarakat berpenghasilan rendah tersebut bisa mempunyai stok ketersediaan pangan sekaligus bisa menjual hasil budidaya ubi madu dalam menghadapi situasi Covid-19 seperti sekarang ini,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang petani penerima manfaat, Rusmantoro mengatakan, akibat pandemi Covid-19 usaha pertaniannya sempat telantar akibat kesulitan biaya produksi. Sehingga kebun miliknya belum bisa tergarap lagi secara maksimal.
Di sisi lain, pertanian menjadi sumber penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Karena itu, ia pun bersyukur menjadi salah satu penerima manfaat dari program bantuan budiday ubi madu dari Rumah Zakat tersebut.
“Dengan adanya bantuan ini, saya akan bisa segera mempersiapkan lahan untuk mengembangkan budidaya ubi madu dan berharap usaha ini bisa sukses untuk menghadapi situasi sulit akibat pandemi corona ini,” jelasnya.