REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyakit autoimun di Jerman menunjukkan tren meningkat drastis. Para ilmuwan terus meneliti misteri mengapa sistem kekebalan justru menyerang tubuh sendiri. Hingga kini penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan.
Antara lima sampai delapan persen penduduk Jerman yang populasinya 80 juta orang, tercatat mengidap penyakit autoimun. Sejatinya sistem kekebalan tubuh bertugas melindungi diri dari serangan virus, bakteri, parasit, atau penyusup patogen lainnya.
Namun pada kasus penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh terganggu. Sistem kekebalan tubuh tidak bisa lagi mengenali mana sel jahat dan mana yang baik. Mana penyusup dan mana tuan rumah. Akibatnya, jaringan atau organ tubuh kita diserang sistem kekebalan sendiri, yang memicu terjadinya peradangan hebat.
Para ilmuwan hingga kini masih melacak penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh yang misterius ini. Satu hal yang sudah ditemukan, penyakit autoimun hingga kini belum bisa disembuhkan. Para dokter hanya bisa mengendalikannya.
Ada 80 jenis penyakit
Penyakit autoimun bisa menyerang siapapun, tanpa peduli umur atau jenis kelaminnya. Para dokter dewasa ini membagi dua jenis autoimun. Jenis pertama, yang menyerang organ tubuh tertentu, misalnya menyerang usus pada Morbus Crohn atau yang menyerang kulit pada Psoriasis. Pada penyakit Multiple Sklerose yang diserang adalah jaringan saraf dan pada Diabetes tipe 1 yang diserang adalah sel-sel pulau pankreas.
Sementara jenis kedua kekebalan tubuh yang menyerang seluruh sistem, sehingga disebut penyakit autoimun sistemik. Sejauh ini para dokter mengenali sekitar 80 penyakit autoimun.
Yang juga menarik dari catatan medis di Jerman, jumlah persentase populasi yang mengidap penyakit autoimun kini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding 40 tahun silam.
"Kami mencatat kenaikan drastis penyakit autoimun dalam 50 tahun terakhir, seiring menurun drastisnya penyakit infeksi“, ujar Professor Michael Radke dari rumah sakit Universitas Rostock. “Sistem kekebalan tubuh menjadi salah arah, dan justru menyerang tubuh kita sendiri," tambahnya.
sumber: https://www.dw.com/id/kasus-penyakit-autoimun-meningkat-drastis/a-53842846