REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Nama Robert Rene Alberts mencuat saat membawa Arema Malang juara ISL 2010. Sempat memimpin PSM Makassar dan kini ada di Persib Bandung, Robert pun menjadi salah satu pelatih yang patut diperhitungkan di Indonesia.
Namun jauh seperti itu, tepatnya 54 tahun yang lalu, Robert memulai karier sepak bolanya di usia 12 tahun. Robert kecil justru memulai karier sepak bolanya di klub terbesar di Belanda, Ajax.
Pada 1966, Robert mengikuti seleksi terbuka di Ajax. Mengalahkan lima ribu peserta lainnya, Robert pun mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan tim junior U-12 Ajax.
"Dari sana saya memulai karier, meski bukan akademi karena lebih mirip modul latihan biasa. Tapi setiap pelatih tetap memiliki kualitas tinggi di bidangnya," kata Robert, Rabu (17/6).
Robert kecil latihan selama empat kali setiap pekannya. Setiap sore setelah pulang sekolah, Robert pun mengayuh sepedanya selama satu jam untuk tiba ke stadion Ajax. Robert pun rutin mengikuti latihan dan mengikuti kompetisi yang memang digelar tiap akhir pekan.
"Saya langsung terpilih menjadi pemain tim C1, salah satu tim junior yang ada di setiap kelompok umur. Saya beruntung bisa terpilih dalam tim utama dari setiap kelompok umur dari tim C junior hingga A junior," katanya.
Ketika libur sekolah, para pemain menghabiskan waktunya di stadion. Setiap harinya Robert dan pemain muda lainnya mendapatkan pelajaran soal sepak bola. Bahkan Robert berkesempatan untuk bertemu dengan pemain dari tim senior Ajax hingga legenda klub.
"Jadi ada kedekatan dan hubungan erat antara semua orang yang terlibat di Ajax. Itu pula yang merekatkan hubungan anak-anak muda disana, hingga akhirnya banyak pemain Ajax yang bekerja untuk klub," kata Robert.
Singkat cerita, Ajax pun akhirnya membuat akademi Ajax. Robert remaja pun akhirnya mampu menembus tim utama di usianya yang baru 18 tahun dengan mendapatkan kontrak pertamanya sebagai pemain profesional.
"Menariknya, dari daftar pemain yang mengikuti seleksi sejak usia 12 tahun, hanya dua pemain yang mampu mendapat kontrak profesional," kata Robert.
Pemain yang berada satu angkatan dengan Robert adalah Henk van Santen. Santen mendapatkan menit bermain dan Robert banyak menghabiskan waktunya untuk duduk di bangku cadangan atau tim lapis dua Ajax.
Sepuluh tahun berada di tim junior nyatanya tidak bisa membuat Robert muda betah di tim senior. Tidak mendapat kesempatan pun membuat Robert hengkang dari Ajax. Namun pengalamannya sebagai bagian dari tim junior Ajax tentu menjadi kenangan termanis baginya.
"Bayangkan, hanya dua pemain yang benar-benar mampu menembus karier profesional dari tim C (usia 12 tahun) di angkatan saya," kata Robert.