REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- China menyatakan sikap mendukung Iran terkait resolusi Badan Energi dan Atom Internasional (IAEA). Diplomat China di Wina, Austria, menyatakan penyesalan mendalam atas resolusi yang diadopsi Dewan Gubernur IAEA terhadap Iran.
“China sangat menyesalkan Resolusi Dewan IAEA kepada Iran, karena ada implikasi sangat besar dari langkah ini terhadap prospek perjanjian nuklir. China dan Rusia menentang resolusi di atas,” ungkap diplomat China, Jumat (19 Juni).
Sebelumnya membahas pertemuan Dewan IAEA pada Kamis, Duta Besar China di Wina Wang Qun mengaitkan ketegangan Iran-IAEA baru-baru ini terkait dengan kesepakatan nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang dilawan Amerika Serikat (AS).
Wang mengatakan akar penyebab situasi ini terletak pada unilateral dan praktik-praktik intimidasi dari AS, sebagaimana dibuktikan dengan penarikan sepihaknya dari JCPOA dan kebijakan tekanan maksimumnya terhadap Iran.
"AS tidak hanya mengakhiri pengabaian sanksi yang mencakup semua proyek nuklir yang berasal JCPOA, tetapi juga mendorong perpanjangan embargo senjata terhadap Iran dalam upaya untuk sepenuhnya menghancurkan JCPOA," Wang menegaskan.
Terlepas dari perlawanan serius Rusia dan China, namun resolusi anti-Iran telah disetujui dalam pertemuan Dewan IAEA.
Dalam pernyataan IAEA, troika Eropa di bawah dukungan AS mendesak Iran agar berhenti menolak inspektur IAEA masuk ke akses dia dua situs nuklir Iran. Sebaliknya, Iran menyatakan permintaan IAEA itu didasarkan hanya pada klaim Israel.
Resolusi itu menyinggung ketidakmauan Iran bekerja sama dengan IAEA dan kemungkinan perpanjangan embargo senjata kepada Iran.
Duta Besar Iran untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, Kazem Gharibabadi, menyatakan Republik Islam Iran sepenuhnya menolak resolusi Dewan Gubernur IAEA. Iran akan mengambil aksi yang sesuai dan perlu.