Sabtu 20 Jun 2020 12:40 WIB

Melancong ke Seoul Lewat Tur Virtual

Liburan virtual membantu mengobati rasa rindu wisata ke Seoul.

Turis berfoto dengan latar Istana Gyeongbok di Seoul, Korea. Di era pandemi berwisata bisa dilakukan dengan tur virtual.
Foto: EPA
Turis berfoto dengan latar Istana Gyeongbok di Seoul, Korea. Di era pandemi berwisata bisa dilakukan dengan tur virtual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melancong ke luar negeri dalam waktu dekat bukan pilihan bagi warga Indonesia yang ruang geraknya masih dibatasi pandemi virus corona baru, Covid-19. Tur virtual adalah sebuah pilihan untuk jalan-jalan tanpa harus menjejakkan kaki ke luar rumah, termasuk tur virtual ke Seoul, Korea Selatan yang ada di platform Blibli pada 13 Juni lalu.

"Kami ingin mengobati kerinduan berwisata para pelanggan yang kini dapat dilakukan secara remotely melalui wisata virtual," kata Theresia Magdalena, VP of Blibli Tour & Travel Category, dalam siaran resmi.

Baca Juga

Peserta tur virtual ditemani oleh pemandu wisata yang memperkenalkan dirinya sebagai "Singa". Tur dimulai di depan toko sewa hanbok, busana tradisional Korea Selatan, yang terletak persis di seberang tempat parkir istana Gyeongbok.

"Kalau pakai hanbok, masuk ke Istana Gyeongbok gratis," kata dia.

Namun, tamu tetap harus membayar biaya sewa hanbok. Tersedia pilihan busana untuk anak dan dewasa dengan warna yang bervariasi.

Bila ingin terlihat lebih elegan dan seperti anggota kerajaan, pilihlah warna merah dengan hiasan gambar naga yang identik dengan busana raja.

Wisatawan perempuan juga bisa melengkapi penampilan dengan aksesoris seperti tas, dompet, payung, juga menata rambut agar seperti perempuan Korea masa lampau.

Dari sana, pemandu menyeberang jalan menuju Istana Gyeongbok. Sayangnya, saat itu istana belum dibuka untuk umum sehingga jalan-jalan hanya terbatas di bagian luar istana.

Menurut pemandu, Istana Gyeongbok merupakan istana terbesar dan paling populer di Seoul. Salah satu alasannya adalah karena letaknya berada di ujung jalan utama Seoul, serta dekat dari Blue House, kediaman presiden Korea Selatan.

Ketika masuk, tamu akan melewati gerbang yang terdiri dari tiga pintu. Bagian tengah khusus untuk dilewati raja dan ratu, sisanya bisa melewati pintu kiri atau kanan.

Dari istana, pengunjung diajak berjalan kaki ke alun-alun Gwanghwamun Square yang dikelilingi bangunan seperti kedutaan besar hingga kantor pos. Jika diibaratkan dengan kawasan di Jakarta, Gwanghwamun Square serupa Monas, bedanya tak ada pagar yang membatasinya.

Di Gwanghwamun Square, wisatawan bisa melihat patung Raja Sejong, pencipta alfabet hangul yang dipakai untuk menulis bahasa Korea. Tak jauh dari situ, pemandu mengajak tamu melihat patung Jenderal Yi Sun Shin, pencipta kapal perang berbentuk kura-kura yang dipakai untuk berperang melawan Jepang.

Pemandu kemudian mengajak tamu untuk bersantai di kali Cheonggye, serupa dengan wisata Kali Besar di Kota Tua Jakarta. Terlihat orang-orang menikmati kesejukan air dengan mencelupkan kaki mereka sambil duduk-duduk di tangga pinggir kali.

Kali sepanjang 10,9 km ini kerap diramaikan acara seperti festival lampu, juga jadi tempat favorit untuk jalan-jalan atau berolahraga. Agar nongkrong di kali Cheonggye semakin menyenangkan, jangan lupa mampir ke toko serba ada untuk membeli kimbab dan susu pisang yang ternama.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement