Ahad 21 Jun 2020 17:04 WIB

Pengelola Wisata di Purbalingga Diminta Atur Pengunjung

Pengelola wisata juga diminta jalankan secara ketat protokol kesehatan.

Lokawisata Baturraden di Banyumas, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Lokawisata Baturraden di Banyumas, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGG -- Bupati Purbalingga, Jawa Tengah,Dyah Hayuning Pratiwi meminta seluruh pengelola objek wisata mempersiapkan protokol kesehatan dan melakukan pengaturan jumlah pengunjung agar tidak berdesak-desakan untuk menghindari paparan COVID-19.

"Pengaturan jarak perlu diterapkan karena sangat diperlukan bagi keamanandan kenyamanan wisatawan dalam rangka persiapan penerapan normal baru di objek wisata," kata Dyah di Purbalingga, Minggu.

Pengelola objek wisata, kata dia, perlu mengawasi dan memastikan agar tidak terjadi kerumunan wisatawan di satu lokasi.

Bupati mengatakan pembukaan sektor pariwisata di wilayah setempat akan dilakukan secara bertahap setelah ada kebijakan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Pemkab Purbalingga masih menunggu kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Pemprov Jawa Tengah melalui Dinas Pariwisata Jawa Tengah," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan, pihaknya telah melakukan simulasi pembukaan objek wisata sebagai persiapan menghadapi normal baru

"Simulasi telah dilakukan di Owabong dan Sangaluri Park, untuk simulasi objek wisata tersebut hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu, dan daya tampungnya maksimal hanya 30 persen dari kapasitas," katanya.

Bupati mengatakan pihaknya telah meninjau secara langsung penerapan protokol kesehatan di objek wisata tersebut.

"Saya sudah mengecek secara langsung dan mengobrol dengan sejumlah wisatawan, para wisatawan yang saya temui menilai objek wisata ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, wisatawan yang suhu tubuhnya normal juga diberi tanda stiker berwarna hijau dan diperbolehkan masuk," katanya

Sebelumnya bupati menjelaskan bahwa pihaknya memang menutup total seluruh objek wisata di wilayah ini sejak terjadinya pandemi guna mencegah penyebaran COVID-19.

"Namun kalau sudah ada kebijakan terkait konsep penerapan normal baru pada sektor pariwisata maka objek wisata akan mulai dibuka secara bertahap sambil melihat perkembangan terkini," katanya.

Bupati menambahkan bahwa penutupan sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19 memang telah berdampak bagi sektor lain yang ada di wilayah ini.

"Misalkan seperti sektor kuliner, UMKM, parkir dan yang lainnya. Namun penutupan perlu dilakukan demi keselamatan bersama. Karenanya kami berharap setelah ada kebijakan terkini maka pembukaan objek wisata dapat dilakukan secara bertahap dengan penuh kehati-hatian dan protokol yang ketat," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement