REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di DKI Jakarta pada Ahad (22/6) kemarin menuai kekhawatiran lantaran banyaknya pengunjung yang datang. Ahli Kesehatan pun menyarankan agar CFD kembali ditunda.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menjelaskan, saat ini angka penularan di DKI Jakarta belum menunjukkan kurva penurunan. "Situasi masih belum sepenuhnya Zero Transmission," kata Ede saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/6).
Di samping itu, pelaksanaan CFD sendiri kontradiktif dengan kebijakan yang diterapkan di Jakarta. Saat ini, DKI Jakarta masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi menuju kenormalan baru.
"Jakarta masih menerapkan PSBB Transisi, kasus masih di atas 100 per hari," kata Ede.
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan yang mengandung massa dalam jumlah besar justru dinilai bukan upaya transisi yang baik. Pelaksanaan aktivitas tersebut justru membuat kekhawatiran potensi penularan yang tinggi.
"Maka akan lebih baik aktivitas yg mengundang massa besar dan kerumuman ditunda dulu spt CFD kemarin, bahkan CFD sangat sulit mengontrol akses masuk dan perilaku masyarakat utk taat protokol kesehatan lawan covid 19," kata Ede menegaskan.
Sebelumnya, setelah sempat terhenti selama wabah Covid-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menggelar kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day, Ahad (21/6). Pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, car free day kembali diadakan di Sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.