Kamis 25 Jun 2020 13:31 WIB

Dana 1,9 Miliar Euro Raib di Asia, Saham Wirecard Anjlok

Pasar saham Jerman diguncang skandal perusahaan digital papan atas Wirecard.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/W. Rattay
Reuters/W. Rattay

Skandal Wirecard berawal dari pemeriksaan pembukuan yang dilakukan konsultan dan auditor bisnis Ernst & Young (EY) ketika sedang menguji laporan neraca perusahaan papan atas bisnis digital itu. Minggu yang lalu EY menolak laporan neraca untuk tahun 2019 Wirecard dan mengatakan, mereka tidak bisa menemukan dana 1,9 miliar euro yang menurut pembukuan perusahaan "diparkir” di Asia.

Kejanggalan itu sebenarnya sudah terlacak oleh konsultan bisnis KPMG ketika memeriksa pembukuan Wirecard untuk tahun 2019. EY lalu melanjutkan penyelidikan KPMG untuk mengungkap keberadaan dana 1,9 miliar euro itu, yang menurut perusahaan disimpan di beberapa rekening bank di Asia.

Tapi akhir minggu lalu EY menyatakan bahwa kemungkinan besar laporan tentang simpanan dana itu "palsu”. Berita itu kontan menggemparkan pasar saham. Hanya dalam beberapa hari, harga saham Wirecard yang sebelumnya jadi primadona di pasar saham Frankfurt anjlok sampai 90 persen.

Direktur utama dipecat, Wirecard akui ada ketidakberesan

Karena Wirecard sampai hari Jumat (19/6) tidak mampu menerangkan ketidakberesan itu, perusahaan pemeringkat Moody's menurunkan status kreditnya ke tingkat "sampah". Wirecard lalu memecat Direktur Utama Markus Braun dan anggota direksi Jan Marsalek.