Selasa 23 Jun 2020 23:45 WIB

Ajaran Islam Yang Universal Jadi Tantangan Bagi Umatnya

Ajaran Islam sudah universal sehingga sesuai di setiap zaman.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ajaran Islam Yang Universal Jadi Tantangan Bagi Umatnya. Foto: Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Dr  KH  Didi Supandi.
Foto: Dok MUI
Ajaran Islam Yang Universal Jadi Tantangan Bagi Umatnya. Foto: Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Dr KH Didi Supandi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajaran Islam sudah universal sehingga sesuai di setiap zaman, di daerah manapun dan dalam kondisi apapun. Ajaran Islam yang universal ini justru menjadi tantangan bagi umatnya bagaimana mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, KH Didi Supandi mengatakan, sesungguhnya perjalanan peradaban Islam itu sendiri sampai hari ini tidak pernah berhenti. Artinya terus berjalan walaupun menghadapi berbagai macam rintangan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh para ulama bahwa ajaran Islam itu terus menyesuaikan diri dan relevan di setiap waktu di seluruh tempat.

Baca Juga

"Tentunya pengertian atau statement ungkapan bahwa ajaran Islam dan peradabannya itu sesuai mengikuti perkembangan zamannya adalah suatu statement yang memberikan tantangan sendiri kepada umatnya," kata KH Didi saat Webinar bertema 'Hut Kota Jakarta ke-493 dan Pembangunan Peradaban Islam' yang diselenggarakan LSN DKW DKI Jakarta dan Hantam, Senin (22/6).

Ia menjelaskan, pernyataan ajaran dan peradaban Islam selalu sesuai di semua zaman dan tempat tidak hanya sebatas klaim saja. Pernyataan tersebut tentu harus diikuti atau dibarengi dengan sikap, perilaku dan karya yang nyata dari masyarakat Muslim.

Menurutnya, karya-karya kaum Muslim itu sendiri harus menunjukkan bahwa mereka dapat berkomunikasi dan berkontribusi di kehidupan modern sekarang ini. Sekarang dapat dilihat kebutuhan masyarakat di bidang teknologi, transportasi, pangan, kesehatan, sosial, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

"Jadi tidak hanya mengatakan jargon atau pernyataan bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi, bukan sekedar pernyataan-pernyataan itu tapi harus juga kemudian diselaraskan atau disesuaikan dengan bukti-bukti yang menjadi tanggung jawab kaum Muslim di seluruh dunia termasuk kita di Indonesia," ujarnya.

KH Didi menjelaskan, kata Islam dan peradaban dalam bahasa Arab mempunyai kandungan yang universal. Kandungan kata Islam adalah keselamatan, ketaatan atau ketundukan kepada Allah. Selain itu Islam juga mengandung makna kedamaian.

Rasulullah Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa orang yang menyatakan dirinya sebagai orang Islam, tidak mengganggu saudaranya yang lain dengan tindakan, perbuatan dan ucapannya. Ia menjelaskan, hadits Nabi tersebut mengandung pesan bahwa orang Islam tidak menyakiti tapi menebarkan kedamaian dan kebaikan.

"Rasulullah berpesan agar sampaikanlah salam kedamaian kepada orang yang kamu kenal ataupun orang yang tidak kamu kenal, di situlah saya dapat mengatakan bahwa ajaran Islam itu sendiri bersifat universal," jelas KH Didi.

KH Didi mengingatkan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah untuk seluruh umat manusia. Artinya dasar-dasar ajaran Islam itu bersifat universal dan menyeluruh, jadi Islam itu relevan untuk setiap zaman dan setiap waktu dalam semua keadaan.

Ia mengatakan, peradaban Islam dan ajaran Islam bersifat universal serta memberikan kedamaian kepada seluruh umat manusia. Sementara peradaban dalam bahasa Arab adalah hadharah berasal dari kata hadir. Pengertian hadir ini di dalam literatur adalah sesuatu yang bersifat berkelanjutan dan selalu ada.

"Artinya hadharah atau peradaban yang terkait sebagai kelanjutan dari nilai-nilai keislaman yang mengejawantah atau yang teraktualisasi yang terwujud dari nilai-nilai Islam itu sendiri akan mencerminkan juga ajaran Islam yang universal seperti keadilan, hak asasi manusia, kemerdekaan individu dan masyarakat, hak berkumpul, dan hak berserikat," jelasnya.

KH Didi menjelaskan, selalu hadir artinya sekarang atau terkini. Maka peradaban Islam adalah peradaban yang selalu terkini di setiap zaman, ia menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman di mana masyarakat Muslimnya berkontribusi dan berpartisipasi dalam pembangunan kehidupan di dunia secara komprehensif. Artinya yang lahir dan batin dibangun secara keseluruhan sebagai suatu kesadaran bahwa itu perintah Allah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement