REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK--Perum Bulog Subdivisi Regional Kabupaten Lebak-Pandeglang siap menampung beras petani dari hasil panen untuk membantu peningkatan ekonomi mereka."Kami hari ini sudah menyerap beras sekitar 3.120 ton dan menggulirkan pendapatan petani hingga puluhan miliar," kata Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional Kabupaten Lebak-Pandeglang Meita Novariani di Lebak, Selasa (23/6).
Penyerapan beras tersebut karena merupakan komitmen pemerintah untuk membantu pendapatan ekonomi petani. Selain itu juga penyerapan beras untuk mendukung program Sembako yang digulirkan pemerintah untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) juga Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Persedian beras itu, bisa disalurkan untuk penanganan kebencanaan, termasuk bantuan warga yang terdampak Covid-19. Bahkan, pengadaan beras tersebut jika harga beras di pasaran melonjak bisa dipasok ke pasar tradisional atau operasi pasar (OP)."Kami melibatkan kemitraan untuk penyerapan beras petani itu," katanya.
Menurut dia, Perum Bulog menyerap beras petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras.
HPP beras Rp8.300/kg di gudang Bulog dengan syarat kadar air beras maksimum 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, kadar menir paling tinggi 2 persen dan derajat sosoh paling sedikit 95 persen."Saya kira petani cukup menguntungkan dengan menjual lima ton beras maka pendapatan mencapai Rp40 juta dari harga Rp8.300/Kg," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, persedian beras di gudang Bulog Lebak-Pandeglang melimpah dan dipastikan aman untuk kebutuhan konsumsi masyarakat hingga enam bulan ke depan. Bahkan, pihaknya terus melakukan penyerapan beras petani untuk mendukung ketersediaan pangan masyarakat."Kami berkomitmen untuk membantu usaha petani dengan menyerap beras dan gabah agar ekonomi mereka menjadi lebih baik," katanya.