REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana menteri Australia dan Selandia Baru telah mengirim surat ke FIFA untuk mengajukan menjadi tuan rumah Piala Dunia Putri 2023. Kolombia kini menjadi satu-satunya pesaing Australia-Selandia Baru, setelah Jepang mundur
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan sanggup menjadi tuan rumah turnamen tersebut.
"Piala Dunia Putri Australia-Selandia Baru akan mewujudkan semangat kami untuk sepak bola putri dan komitmen terhadap kesetaraan dan keadilan (gender), menciptakan warisan yang mendalam dan abadi untuk masa depan sepak bola wanita di kawasan dan internasional," mereka menuliskan.
Tawaran bersama ini menjadi yang pertama dari seluruh konfederasi dan akan menjadi Piala Dunia Wanita pertama yang diadakan di belahan bumi bagian selatan dan wilayah Asia-Pasifik.
Presiden Federasi Sepak Bola Australia Chris Nikou dan Selandia Baru Johanna Wood mengatakan, pengajuan tawaran bersama itu mulai ditingkatkan pada minggu lalu, Reuters melaporkan.
"Kami sedang melakukan segala yang kami bisa dalam fase terakhir yang penting ini untuk mengkomunikasikan seperti apa konsep 'hosting' kami bagi sepak bola putri di Asia-Pasifik dan sekitarnya," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.
Tawaran bersama kedua negara mendapat nilai 4,1 (dari lima nilai tertinggi) dalam laporan evaluasi FIFA, Jepang diberi nilai 3,9, sementara Kolombia mencetak 2,8.
Sebelumnya, kepala Federasi Sepak Bola Kolombia mengatakan bahwa laporan itu tidak adil karena didasarkan pada prasangka yang sudah terbentuk sebelumnya daripada kenyataan, padahal mereka optimistis sanggup menggelar Piala Dunia Putri.
Nilai rendah yang didapat Kolombia didasarkan pada pertimbangan faktor keamanan yang dikhawatirkan bisa menjadi kendala dalam pelaksanaan ajang tersebut.