Ahad 28 Jun 2020 10:40 WIB

Misteri Ledakan Besar di Ibu Kota Iran

Beredar spekulasi ledakan terjadi pada tempat produk rudal Iran.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ledakan (ilustrasi)
Foto: en.trend.az
Ledakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Foto satelit menunjukkan, terdapat sistem terowongan bawah tanah dan tempat produksi rudal di daerah pegunungan sebelah timur. Terowongan itu disinyalir merupakan sumber sebuah ledakan yang mengguncang ibu kota Iran.

Ledakan terjadi pada Jumat (26/6) pagi yang menimbulkan bola api besar ke langit dekat Teheran. Ledakan itu juga belum diketahui bersumber dari apa. Ledakan mengguncang rumah, mengguncang jendela dan membuat cakrawala Jumat pagi di Pegunungan Alborz. 

Baca Juga

State TV kemudian menyiarkan sebuah segmen dari apa yang digambarkan sebagai situs ledakan. Salah satu jurnalisnya berdiri di depan tabung gas yang tampak besar dan menghitam, meskipun kameranya tetap fokus dan tidak menunjukkan apa pun di sekitar lokasi. 

Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Davood Abdi menyalahkan ledakan itu pada sebuah gas yang bocor. Menurutnya tidak ada yang terbunuh dalam ledakan itu.

Abdi mengatakan situs itu sebagai “area publik". Namun pertanyaan muncul, mengapa pejabat militer yang turun dan bukan petugas pemadam kebakaran sipil.

Foto satelit daerah itu, sekitar 20 kilometer (12,5 mil) timur pusat kota Teheran, menunjukkan ratusan meter semak belukar hangus yang tidak terlihat dalam gambar daerah yang diambil dalam beberapa pekan sebelum insiden.  Bangunan di dekat tanda arang menyerupai fasilitas yang terlihat di rekaman TV negara.

Area penyimpanan gas berada di dekat apa yang para analis gambarkan sebagai fasilitas rudal Khojir Iran.  Menurut seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, Fabian Hinz, ledakan itu tampaknya menghantam sebuah fasilitas untuk Grup Industri Shahid Bakeri yang memproduksi roket-propelan padat.

Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington mengidentifikasi Khojir sebagai situs dengan banyak terowongan. Beberapa diduga digunakan untuk perakitan senjata. Bangunan industri besar di lokasi yang terlihat dari foto-foto satelit juga menunjukkan perakitan rudal dilakukan di sana.

Badan Intelijen Pertahanan PBB atau Defense Intelligince Agency mengatakan Iran secara keseluruhan memiliki program fasilitas bawah tanah terbesar di Timur Tengah.

"Situs-situs tersebut mendukung sebagian besar segi kemampuan rudal balistik Teheran, termasuk kekuatan operasional dan pengembangan rudal dan program produksi," kata Defense Intelligince Agency (DIA) pada 2019.

Para pejabat Iran sendiri juga mengidentifikasi situs itu berada di Parchin, rumah bagi pangkalan militer. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya mengatakan mereka mencurigai Iran melakukan tes pemicu ledakan yang dapat digunakan dalam senjata nuklir. Namun demikian, Iran telah lama membantah sedang membuat senjata nuklir.

Kekhawatiran Barat atas program atom Iran menyebabkan sanksi dan berakhirnya pada kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. AS di bawah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada Mei 2018, yang mengarah ke serangkaian konflik yang meningkat antara Iran dan AS.  Teheran meninggalkan batas produksi pengayaan sesuai kesepakatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement