Senin 29 Jun 2020 23:50 WIB

Pemkab Simulasi Normal Baru di Objek Wisata Kawah Ijen

Kawah Ijen dibuka sementara pada 29 hingga 30 Juni 2020.

Wisatawan beraktivitas di samping Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wisatawan beraktivitas di samping Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (1/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuka objek wisata Kawah Ijen selama dua hari sebagai bagian dari simulasi pra-kondisi era normal baru yang dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 daerah itu.

"Kami bersama tim telah turun meninjau langsung simulasi pembukaan wisata Kawah Ijen hingga ke puncaknya. Dari pantauan gugus tugas, masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi oleh para petugas di Kawah Ijen sebagai syarat wisata yang aman, bersih, dan sehat," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo di Banyuwangi, Senin (29/6).

Dalam keterangan tertulis Humas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, disebutkan bahwa daerah itu terus melakukan simulasi dan evaluasi untuk melihat kesiapan sejumlah objek wisata dalam menghadapi normal baru, salah satunya Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen.

Kawah Ijen yang merupakan wisata favorit di Banyuwangi itu mulai dibuka sementara pada 29 hingga 30 Juni 2020 dengan melakukan simulasi pra-kondisi normal baru. Objek wisata yang terkenal hingga mancanegara karena fenomena api birunya itu dibuka dengan memberlakukan pembatasan pengunjung dan waktu buka hanya pada pukul 08.00 hingga pukul 13.00 WIB, serta pengunjung wajib mendaftarkan diri sebelum datang ke lokasi itu.

Guntur mengatakan bahwa dari simulasi itu ditemukan, pemilik warung di pos pemberhentian terakhir kurang melengkapi tempat usahanya dengan perlengkapan standar, misalnya masih ada warung yang tidak menyediakan tempat cuci tangan, tempat duduk pengunjung yang terlalu berdekatan.

"Memang masih ada sedikit pemilik warung yang belum menerapkan protokol kesehatan dalam melayani konsumen. Warung ini penting bagi kami, karena warung-warung ini menjadi tempat transit setiap wisatawan sebelum mendaki ke Kawah Ijen, sehingga akan banyak berinteraksi dengan wisatawan," katanya.

Jadi, lanjut dia, pihaknya telah mengedukasi tentang protokol normal baru di sektor wisata, mulai bagaimana melayani, penataan kursi dan tempat cuci tangan, hingga penggunaan pelindung wajah untuk keamanan bersama.

Menurut Guntur, tim juga menyarankan pengelola agar melengkapi sejumlah fasilitas agar sesuai standar kesehatan, seperti memperbanyak tempat cuci tangan bagi wisatawan maupun memperbanyak petugas yang berjaga.

"Mengenai tiket, tadi juga kami bahas, bagaimana memudahkan pengunjung melakukan reservasi, karena kan sekarang kita melakukan kebijakan pembatasan atau kuota pengunjung di setiap destinasi," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah V BanyuwangiPurwantono mengatakan bahwa kegiatan simulasi pra-kondisi normal baru dilakukan selama dua hari, dan dalam simulasi itu, pihaknya telah melakukan sejumlah protokol untuk menciptakan wisata yang bersih, aman, dan sehat.

"Dalam simulasi ini, kami telah mulai memberlakukan pembatasan pengunjung. Kami batasi sebanyak 225 orang, mereka yang mendaftar melalui aplikasi Banyuwangi Tourism yang bisa diizinkan naik, dan gratis selama masa simulasi," ucapnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa tim gabungan terus bergerak melakukan verifikasi untuk proses sertifikasi protokol kesehatan di sejumlah sektor pariwisata daerah, karena sertifikasi tersebut menjadi syarat bagi sektor wisata untuk bisa dibuka kembali.

"Setelah masa simulasi, kini saatnya kami lakukan verifikasi. Bagi sektor wisata yang lolos penilaian akan mendapatkan sertifikat lolos uji protokol kesehatan. Bagi yang belum lolos uji, nanti masih diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. 'Trial and error'itu terus disempurnakan," tuturnya.

Menurut Anas, sertifikasi terhadap sektor wisata dilakukan daerah untuk memberi jaminan keamanan, kesehatan, dan keselamatan bagi semua yang terlibat di sektor wisata, khususnya Kawah Ijen yang menjadi destinasi favorit di Banyuwangi yang terkenal dengan fenomena api biru.

"Kawah Ijen ini menjadi perhatian utama kami, karena kawasan itu adalah magnet wisata Banyuwangi. Kami ingin di destinasi ini, protokol kesehatan benar-benar dijalankan, sehingga setelah semua protokol dijalankan, kami akan memberi stempel tanda lolos sertifikasi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement