REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom berhasil mendeteksi sebanyak 958.963 asteroid atau planet minor di Tata Surya. Pendeteksian dilakukan tepat tiga hari menjelang Hari Asteroid Internasional yang jatuh setiap 30 Juni.
“Pada 27 Juni 2020 sudah ditemukan 958.963 orbit asteroid. Bisa bertambah lagi dengan kemajuan teknologi, dan ukurannya bisa lebih kecil, lebih gelap dan semakin jauh,” kata astronom dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Endang Soegiartini, dalam diskusi daring Asteroid Day diakses dari Jakarta, Selasa (30/6).
Distribusi serpihan batu primitif yang diketahui terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu di Tata Surya itu, menurut Endang, ada di Sabuk Asteroid yang sebagian besar mengorbit di antara Mars dan Jupiter. Setidaknya ada 1,1 juta hingga 1,9 juta asteroid yang berdiameter lebih dari 1 kilometer (km) atau 0,6 mil serta jutaan asteroid berukuran lebih kecil mengorbit di sana.
Meski demikian Endang mengatakan, masyarakat tidak perlu takut karena asteroid-asteroid tersebut hampir jarang menabrak bumi dan jaraknya sangat jauh. Lalu, ada juga yang di Trojan. Asteroid Trojan merupakan populasi asteroid yang berbagi orbit dengan planet yang lebih besar.
Namun tidak pernah terjadi tabrakan dengan planetnya karena mereka mengorbit di salah satu dari dua titik stabil Lagrangian, L4 dan L5, yang terletak 60 derajat di depan dan di belakang planet tersebut. Menurut Endang, ada Trojan Jupiter, Trojan Bumi dan Trojan Mars.
Selanjutnya ada Near Earth Asteroid (NEA) atau Asteroid Dekat Bumi, yaitu asteroid yang suatu saat dekat dengan Bumi karena orbitnya melintas orbit Bumi, ujar dia. Asteroid yang orbitnya memotong jalur orbit Bumi tersebut dikenal sebagai Earth-crosser object atau asteroid pelintas Bumi.
Menurut dia, ada lebih dari 8.000 asteroid dekat Bumi yang telah dikenal, dan diperkirakan sekitar 500 sampai dengan 1.000 buah berdiameter lebih dari 1 km. Meski potensi tabrakannya kecil namun PBB sengaja menetapkan tanggal terjadinya peristiwa ledakan di udara yang diduga benda langit di atas Tunguska di Siberia, Rusia, pada 30 Juni 1908 sebagai Hari Asteroid Internasional.
Penetapan itu untuk meningkatkan kesadaran tentang benda langit tersebut dan apa yang dapat dilakukan untuk melindungi Bumi, keluarga, komunitas, dan generasi masa depan dari peristiwa bencana serupa.