Rabu 01 Jul 2020 13:43 WIB

Kemenag: Penyatuan Kalender Hijriyah Keinginan Bersama

Kemenag nanti akan duduk bersama lembaga keagamaan dan MUI.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kemenag: Penyatuan Kalender Hijriyah Keinginan Bersama. Ilustrasi
Foto: .
Kemenag: Penyatuan Kalender Hijriyah Keinginan Bersama. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) sedang berupaya membuat penyatuan kalender Hijriyah agar masyarakat Indonesia tidak lagi kebingungan dengan perbedaan penetapan tanggal Hijriyah. Kemenag menyampaikan bahwa penyatuan kalender Hijriyah adalah keinginan bersama masyarakat.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar), Agus Salim mengatakan, upaya penyatuan kalender Hijriyah berdasarkan masukan dari berbagai pihak. Supaya pelaksanaan awal Ramadhan dan hari raya umat Islam tidak terjadi perbedaan lagi. 

Ia menyampaikan, beberapa tahun yang lalu Kemenag bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). "(Menyampai) keinginan kita didukung juga oleh DPR supaya ada penyatuan kalender Hijriyah (agar tidak terjadi perbedaan) yang kadang-kadang meresahkan masyarakat," kata Agus kepada Republika.co.id, Rabu (1/7).

Ia mengatakan, belum lama ini Kemenag menggelar rapat dengan tim falakiyah Kemenag bersama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Observatorium Bosscha, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Planetarium. Rapat juga dihadiri para pakar dari organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis dan lain-lain. Mereka membahas penyatuan kalender Hijriyah.

Menurutnya, memang tidak mudah membuat penyatuan kalender Hijriyah tapi Kemenag akan terus berupaya. Karena penyatuan kalender Hijriyah adalah keinginan bersama masyarakat. Kalau kalender Hijriyah tidak sama, biasanya ada masyarakat yang merayakan hari raya di hari yang berbeda. Ketika ada masyarakat yang sudah takbiran, di tempat lain ada masyarakat yang masih melaksanakan sholat taraweh.   

"Jadi ada keinginan masyarakat termasuk lembaga-lembaga keagamaan (menyatukan kalender Hijriyah), oleh karena itu kita berupaya untuk terus mencari solusi bersama semuanya agar ada titik temu, memang tidak mudah tapi masih terus kita upayakan," ujarnya.

Agus menambahkan, metode hisab dan rukyat dalam menentukan tanggal Hijriyah sama-sama dibutuhkan, dua metode tersebut juga dipakai oleh Kemenag. Sekarang Kemenag sedang mengupayakan agar ada penyatuan kalender Hijriyah supaya ada kesamaan dalam penentuan tanggal Hijriyah. 

Kemenag nanti akan duduk bersama lembaga keagamaan dan MUI, untuk mendengarkan pandangan mereka tentang penyatuan kalender Hijriyah. "Kira-kira apa argumen yang disampaikan mereka itu kalau sepakat (penyatuan kalender Hijriyah), kalau tidak sepakat apa argumennya," ujarnya.

Agus menjelaskan bahwa sejauh ini penetapan hari-hari penting umat Islam sama. Tapi mungkin persamaan ini hanya sampai beberapa tahun ke depan saja, tetap nantinya akan terjadi perbedaan lagi dalam menentukan tanggal Hijriyah. Untuk itu, ia berharap penyatuan kalender Hijriyah selesai secepat mungkin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement