REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dilaporkan telah membuka kembali sekolah-sekolah di negara itu usai ditutup untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona jenis baru (Covid-19). Meski demikian, pertemuan publik tetap dilarang dan semua orang diwajibkan mengenakan masker di tempat-tempat umum.
Korut belum mengkonfirmasi satupun kasus Covid-19, sejak awal wabah muncul dan dinyatakan sebagai pandemi. Namun, Kementerian Kesehatan Masyarakat negara itu terus berbagi informasi terbaru dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi potensi penyebaran virus.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Korut mengatakan seluruh lembaga pendidikan di negara itu telah dibuka. Namun, seluruh siswa diharuskan memakai masker dan mencuci tangan secara rutin, dengan menyediakan fasilitas tersebut.
Edwin Salvador, perwakilan WHO untuk Korut mengatakan terdapat 922 orang di negara terisolasi itu yang sudah diperiksa dan dinyatakan negatif dari Covid-19. Sementara itu, ratusan lainnya, sebagian besar adalah pengangkut barang di pelabuhan menjalani karantina untuk pemantauan.
"Pemeriksaan suhu menggunakan termometer infra merah, fasilitas cuci tangan, dan pembersih terus dilakukan di semua tempat umum termasuk pusat perbelanjaan, restoran, dan hotel," ujar Salvador dalam sebuah pernyataan melalui email.
Korut dilaporkan telah menyusun rencana kesiapsiagaan dan respons nasional pada Februari berdasarkan rekomendasi WHO. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu juga membentuk 235 tim Respon Cepat (Rapid Response Team) yang terdiri dari seorang ahli epidemiologi, dokter, perawat, paramedis dan petugas peternakan, yang bertugas menyelidiki semua kasus yang dicurigai sebagai Covid-19.
Salvador lebih lanjut mengatakan WHO telah menyediakan pasokan yang cukup bagi Korut untuk melakukan 1.000 tes, serta 2.900 peralatan pelindung pribadi, serta reagen di laboratorium. Petugas layanan kesehatan juga sedang dilatih untuk menghadapi ancaman COVID-19 dengan tepat.
Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel), yang menangani urusan antar-Korea dilaporkan harus menunda sementara rencana mengirim 10 juta bantuan bagi Korut melalui Program Pangan Dunia PBB. Langkah ini diputuskan setelah ketegangan lintas perbatasan meluas.
Sejak Desember 2019, virus Corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global.
Berdasarkan data Worldometers hingga Rabu (30/6) terdapat 10.585.110 kasus Covid-19 dan 513.913 kematian di seluruh dunia. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 5.795.009 orang.