REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Idham Azis meminta para anggotanya tetap menjaga soliditas dan kekompakan di internal kepolisian. Menjelang akhir masa jabatan sebagai Kapolri, Jendral Idham Azis mengatakan semua anggota Polri punya kesempatan yang sama untuk memimpin Polri.
"Jangan SMS, yang artinya senang melihat teman susah. Biarkan nanti Tuhan yang memilih diantara kalian semua. Semua punya kesempatan yang sama untuk memimpin Polri," katanya dalam pidato HUT Polri ke-74 di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, (1/7).
Kemudian, ia meminta anggota Polri tetap waspada terhadap isu-isu yang beredar terkait calon Kapolri. Sebab, hal tersebut bisa melunturkan solidaritas internal kepolisian. "Saya ingatkan semakin kedepan semakin tajam. Ini baru Juli, nanti kalau sudah bulan September sampai Desember baru semakin tajam," katanya.
Idham menambahkan saat ini pihaknya harus bekerja sama dengan TNI dan seluruh stakeholder lainnya untuk melaksanakan semua tugas sesuai dengan Undang-Undang (UU) nomor 2 tahun 2002. Lalu, ia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia apabila masih ada kinerja atau hal-hal yang belum bisa membuat eksepetasi masyarakat senang dan puas terhadap pelayanan Polri.
"Tapi jauh di lubuk hati saya. Saya bertindak, berpikir dan berbuat untuk menampilkan yang terbaik untuk Polri. Karena itulah modal dasar kami, sehingga kami dicintai oleh masyarakat," ujarnya.
Ia melanjutkan untuk mempertahankan kesolidaritasan lebih susah daripada meraih sesuatu. "Saya berharap pada Kapolri baru nanti kedepannya bisa lebih baik lagi dari sekarang, tentu yang ada di ruangan ini lah yang jadi Kapolri, tidak mungkin Pangkostrad jadi Kapolri," katanya.
Ia melihat kepolisian di Indonesia itu kompak tidak bersikut antar anggota secara tajam. "Kalau kata lagunya Bimbo itu tajam tak bertepi. Tapi saya kira ini bukan di Polri, ini di polisi Papua Nugini, pak Napoleon atau negara lain. Kalau polisi Indonesia saya lihat kompak. Selamat Hari Bhayangkara," ujarnya.