Kamis 02 Jul 2020 17:42 WIB

Amerika Sita Produk Rambut Diduga dari Muslim Xinjiang

Amerika Serikat menyita produk dari China diduga rambut Muslim Xinjiang.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Amerika Serikat menyita produk dari China diduga rambut Muslim Xinjiang. Kamp etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China.
Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Amerika Serikat menyita produk dari China diduga rambut Muslim Xinjiang. Kamp etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Pemerintah federal Amerika Serikat menyita kiriman produk-produk China yang terbuat dari rambut manusia. Diduga  rambut-rambut itu berasal dari kaum Muslim yang berada di kamp-kamp kerja paksa di provinsi Xinjiang, China. 

Pejabat Pabean dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat (CBP) mengatakan ada 13 ton tenun dan produk rambut lainnya senilai 800 ribu dolar Amerika Serikat yang ada dalam pengiriman tersebut.   

Baca Juga

"Barang-barang ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius. Perintah penahanan bermaksud untuk mengirim pesan yang jelas dan langsung kepada semua entitas yang ingin melakukan bisnis dengan Amerika Serikat, bahwa praktik-praktik ilegal dan tak manusiawi tidak akan ditoleransi dalam pasokan rantai Amerika Serikat," kata Asisten Eksekutif Komisaris Kantor Perdagangan CBP, Brenda Smith, seperti dilansir the Guardian pada Kamis (2/7).  

Penahanan produk-produk kiriman dari China itu pun menjadi yang kedua kalinya dilakukan CBP tahun ini. Itu dilakukan berdasarkan dugaan adanya pelanggaran hak asasi manusia.   

Seorang aktivis Uighur Amerika, Rushan Abbas, mengatakan para wanita yang menggunakan rambut tenun harus memikirkan tentang rambut siapa yang digunakannya. Saudara perempuan Abbas sendiri hilang di China hampir dua tahun lalu dan diyakini dikurung di kamp penahanan itu.  

"Ini sangat memilukan. Saya ingin orang merenung tentang perbudakan yang dialami orang-orang saat ini. Adikku duduk di suatu tempat dan dipaksa untuk potong rambut?," ungkap Abbas.   

Pengiriman produk-produk itu dilakukan Lop Country Meixin Hair Product Co Ltd. Sedang pada Mei lalu, Amerika juga menahan produk serupa milik Hetian Haolin Hair Accessories Co Ltd meskipun CBP kala itu mengakui tenun rambut itu merupakan sintetis.

Kedua eksportir itu sendiri berada di wilayah barat jauh Xinjiang. Di mana selama empat tahun terakhir sebanyak satu juta lebih etnis minoritas ditahan.  

Dilaporkan dalam kamp-kamp, para tahanan dipaksa untuk mencela agama dan bahasanya sendiri selain itu para Muslim di kamp pengungsian itu juga disiksa. Dilaporkan telah lama China mencurigai etnis Uighur yang sebagian besar Muslim menjadi kecenderungan separatis karena budaya, bahasa, dan agama yang berbeda.   

Lasa Desember lalu otoritas Xinjiang mengumumkan bahwa kamp-kamp telah ditutup dan semua tahanay sudah dibebaskan. 

Namun klaim itu sulit dibuktikan karena pengawasan ketat dan adanya pembatasan pemberitaan di wilayah tersebut. 

Beberapa orang Uighur dan Kazakh mengatakan bahwa kerabat mereka telah dibebaskan namun banyak juga yang mengatakan orang-orang yang mereka cintai masih ditahan dan dijatuhi hukuman atau dipindahkan untuk kerja paksa di pabrik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement