REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah teleskop baru di Amerika SELATAN, seperti yang diharapkan oleh para astronom, mendeteksi temuan awal Planet 9. Planet 9 adalah sebuah dunia yang diprediksi beberapa ilmuwan ada di pinggiran tata surya kita.
Namun, Observasi dan temuan dari teleskop atas planet itu terhalang oleh ratusan satelit Internet yang dimiliki oleh SpaceX milik Elon Musk. Para astronom mengatakan jejak cahaya yang dilepaskan oleh satelit Starlink dapat mengganggu gambar yang diambil di Observatorium Rubin, tempat teleskop penemu diletakkan.
SpaceX dalam beberapa waktu terakhir diketahui berupaya meredupkan Starlink-nya. Namun, temuan para astronom mendapati pancaran Starlink milik Elon Musk itu mengganggu pengamatan mereka.
"Komunitas astronomi tidak siap untuk ini, dan tentu saja kami tidak didanai untuk itu," kata Tony Tyson, kepala ilmuwan Observatorium Rubin dikutip dari CNN.
SpaceX belum bersedia berkomentar soal perkara ini. Starlink adalah konstelasi internet berbasis satelit yang menyelimuti Bumi demi penyediaan broadband berkecepatan tinggi.
Starlink sering disebut-sebut berpotensi membawa konektivitas ke miliaran orang yang masih kekurangan akses internet yang dapat diandalkan. Gagasan ini membutuhkan segerombolan satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi - sekitar 340 mil untuk memberikan cakupan Internet yang berkelanjutan.
Perusahaan lain telah mencoba dan gagal membangun konstelasi internet seperti itu selama beberapa dekade. Tapi SpaceX sudah meluncurkan satelit baru dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih dari 400 satelit Starlink telah diorbitkan sejak Januari, dan SpaceX berencana untuk menumbuhkan Starlink agar mencakup lebih dari 40.000 satelit. Itu lima kali jumlah total satelit yang telah diluncurkan manusia sejak awal spaceflight.