REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir kembali mengajukan wacana merger BUMN demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Kali ini ia mewacanakan merger bank-bank syariah yang merupakan anak usaha Himbara pada Februari tahun depan.
Saat ini Kementerian BUMN masih tengah mengkaji lebih lanjut rencana merger tersebut. "Kita sedang coba kaji bank-bank syariah, kita coba merger. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu," kata Erick dalam keterangan pers, Jumat (3/7).
Adapun bank-bank syariah yang rencananya akan dimerger adalah PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah. Mandiri Syariah memiliki fokus di segmen kredit korporasi, sedangkan BRI Syariah memiliki fokus pada penyaluran pembiayaan di segmen UMKM.
Kemudian BNI Syariah fokus ke consumer banking menyasar milenial dan international funding karena induknya yakni BNI memiliki sejumlah cabang di luar negeri. Sepanjang kuartal I tahun 2020, kinerja tiga bank tersebut tercatat kokoh dalam menghadapi kondisi krisis pandemi Covid-19.
BRI Syariah mengalami peningkatan pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74 persen menjadi Rp 20,5 triliun. Sedangkan BNI Syariah yang baru saja menjadi Bank BUKU III pada kuartal pertama tahun ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 58,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 214 miliar. Mandiri Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp 368 miliar pada kuartal I 2020, naik 51,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken Keputusan Presiden (Keppres) terkait penggabungan dan penutupan perusahaan BUMN pada 19 Mei 2020. Nantinya, perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut akan mengalami konsolidasi, merger, rasionalisasi hingga penutupan agar kinerja BUMN secara menyeluruh bisa lebih efektif. Rencana penggabungan dan konsolidasi perusahaan ini adalah langkah Erick untuk merestrukturisasi BUMN yang sudah dilakukan sejak awal dirinya menjabat.