Jumat 03 Jul 2020 21:16 WIB

Anggota Dewan Dukung Ide Sister School

Sekolah Penggerak dijarapkan bisa mengatasi jarak kualitas sekolah.

Anggota DPD RI Tamsil Linrung.
Foto: istimewa
Anggota DPD RI Tamsil Linrung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Target Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewujudkan 10.000 sekolah penggerak dalam 5 tahun ke depan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Program Sekolah Penggerak ini diharapkan mengakselerasi peningkatan kualitas pendidikan. Khususnya di level daerah.

Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Tamsil Linrung, menilai gagasan sekolah penggerak ini harus segera diaplikasikan. Diharapkan ini akan membuat pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia bisa terwujud. Pasalnya, Indonesia masih menghadapi kesenjangan kualitas pendidikan. Salah satunya diakibatkan oleh keterbatasan di level operasional sekolah.

"Saya menyambut baik ide Mas Menteri. Sudah lama kita menantikan terobosan-terobosan aplikatif yang bisa langsung diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan,” kata Tamsil dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id. Tamsil menyampaikan hal ini di sela Focus Group Discussion PPUU DPD RI di Bogor, Jumat (3/7),

Tamsil mengaku biasa mendengar, di satu daerah ada sekolah yang begitu menjulang prestasinya. Tapi sekolah- sekolah lain di sekitarnya seolah tertinggal. Hal ini merupakan potret ketimpangan pendidikan yang nyata di depan mata.

Menurut praktisi pendidikan yang juga pendiri jaringan sekolah Insan Cendekia Madani (ICM) ini, ketimpangan kualitas merupakan problem lawas yang mendera pendidikan Indonesia. Karena itu, gagasan sekolah penggerak diharapkan menjadi jalan dalam meretas pemerataan.

“Kepala sekolah dan guru lain dapat menjadikan Sekolah Penggerak sebagai role model. Berbekal pengalaman mendirikan dan mengembangkan Sekolah ICM, kami siap menjadi sekolah penggerak atau kita istilahkan sister school bagi sekolah-sekolah lain yang ingin berkembang," imbuh Tamsil.

Ketimpangan dalam dunia pendidikan, menurut Tamsil, sangat mencemaskan. Karena itu, dibutuhkan strategi yang bisa menjembatani jarak antara sekolah di berbagai daerah. Bukan cuma di perkotaan, tapi hingga pelosok daerah.

"Dengan membangun 10.000 Sekolah Penggerak dan diisi oleh guru-guru terbaik. Saya kira ini akan menjadi bola salju gerakan pemerataan pendidikan di Indonesia," ungkapnya.

ICM lanjut dia, sangat terbuka menerima guru dan siswa yang mau melakukan studi banding atau sharing pengembangan sekolah. Pihaknya siap memberikan berbagai macam strategi dalam membangun SDM sekolah yang unggul, kurikulum dan inovasi pembelajaran yang mutakhir.

“Esensi dari Sekolah Penggerak sebetulnya sudah lama kita implementasikan di ICM. Sekolah- sekolah kita, menjadi destinasi untuk studi beberapa lembaga pendidikan. Baik dari Sulawesi, Jawa maupun Sumatera. Bahkan sekolah dan siswa-siswa dari luar negeri seperti Singapura dan Thailand juga rutin berkunjung dan belajar di ICM,” tambah Tamsil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement