Jumat 03 Jul 2020 22:03 WIB

Pandemi Covid-19 Hendaknya Bijaksana Mengatur Keuangan

Sebagai keluarga muda, kita harus mulai bisa mengesampingkan pengeluaran tak primer.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Erik Purnama Putra
Bincang virtual bertema
Foto: Dok
Bincang virtual bertema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pemerintah telah mengambil keputusan untuk menetapkan new normal, sehingga larangan perkumpulan masa telah diperbolehkan. Alhasil, proses pernikahan pasa masa pandemi Covid-19 bisa dilangsungkan, dengan menerapkan protokol ketat.

Melihat kondisi itu, Bintaro Jaya High Rise (BJHR), brand gabungan kondominium milik PT Jaya Real Property Tbk melihat diperlukan edukasi untuk masyarakat yang  sedang dilanda dilema dalam memutuskan melaksanakan resepsi pernikahan dan perencanaan keuangan pafa masa pandemi.

BJHR pun mengakomodasi sesi bincang virtual dengan menggandeng financial planner dari ZAP Finance Prita Ghozie serta figur pasangan muda sukses Ayudia Chaerani dan Ditto Percussion, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya manajemen keuangan pada masa sekarang ini.

“Tentu saja sejak terjadinya pandemi, banyak penyesuaian di kehidupan kami, meskipun  sudah bisa serba virtual, tetap saja ada beberapa proyek yang belum bisa jalan, ada dampaknya sih terhadap keuangan”, ujar Ayudia C di bincang virtual 'Hemat Pernikahan

Untuk Investasi Masa Depan di Masa Covid-19' yang diselenggarakan BJHR pada Jumat (3/7).

“Tentunya, penting sekali memikirkan pengeluaran dan memiliki perencanaan keuangan yang strategis di masa ini, sebagai keluarga muda, kita harus mulai bisa mengesampingkan pengeluaran yang tidak primer apalagi di masa pandemi yang belum  tahu berakhir hingga kapan," tambah Ditto Percussion.

Ternyata, masa pandemi ini justru menjadi momen emas untuk membeli properti, karena harganya yang cenderung stagnan karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Biasanya, memasuki semester dua harga properti sudah melonjak jauh, tapi karena pandemi harga cenderung stabil, selain itu, banyak promosi yang diberikan oleh pengembang dan juga bank," kata General Manager BJHR, Arum Prasasti menambahkan.

Bijaksana

CEO and Principal Consultant @zapfinance, Prita Ghozie, mengatakan, masa pandemi ini menjadi pengingat bagi masyarakat, sangat diperlukan adanya sikap kritis dan bijaksana dalam perencanaan pembiayaan. "Karena ada tragedi yang akan berdampak pada perekonomian yang tidak diduga, sehingga kita harus selalu siap secara finansial," ucapnya.

Prita menyinggung tentang pembiayaan wajar untuk melangsungkan pesta resepsi pernikahan. Prita menjabarkan penghitungan perencanaan pembiayaan resepsi yang ideal dan tidak termasuk kategori pemborosan. Menurut dia, sebuah pesta pernikahan dikatakan pemborosan ketika setelah menikah tidak ada dana darurat, jumlah biayanya melebihi bujet yang dikumpulkan sebelumnya, bahkan sampai berutang. Dan akibatnya apa? Keuangan saat memulai pernikahan menjadi berantakan.

"Solusinya tentu saja sadar dengan kemampuan diri sendiri. Who are we fooling? Buat apa membuat pesta mewah, demi harga diri kalau akhirnya kita tidak bisa memenuhi berbagai kebutuhan keluarga termasuk punya rumah?" kata Prita.

Dia melanjutkan, @zapfinance kerap mengedukasi audiensnya melalui platform Instagram dan YouTubem terutama untuk pasangan muda, agar mengatur biaya pernikahan sehingga bisa mencapai berbagai tujuan keuangan di masa depan. Dana darurat, rumah, dan investasi untuk masa depan adalah tiga hal utama yang harus dipenuhi.

"Sebagai contoh, biaya pernikahan mewah yaitu mengundang 50 tamu dengan bujet Rp 75 juta. Artinya, jika baru mempersiapkan dana Rp 50 juta, bayangkan selisih uangnya harus ditutup dengan utang," kata Prita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement