REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Organisasi hak asasi manusia Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan sekitar 40 orang tewas dalam bentrokan antara pasukan Presiden Bashar Assad yang didukung Rusia dan kelompok teroris ISIS. Pertempuran tersebut memakan korban dari kedua pihak.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pertempuran dan serangan udara Rusia di pusat gurun Homs terjadi sejak Kamis (2/7). Selama dua hari bentrokan menewaskan 18 pasukan pro rezim dan 26 teroris.
"Pertempuran dekat kota al-Sukhna itu di mulai pada Kamis malam hingga Jumat dengan posisi (teroris) menyerang rezim," kata pengelola SOHR Rami Abdul Rahman, seperti dilansir dari Daily Sabah, Ahad (5/7).
Milisi ISIS mempertahankan kehadiran mereka di sekitar gurun Badia yang sangat luas. Walaupun sejak tahun lalu mereka telah kehilangan banyak wilayah di di Suriah, mereka kerap menggelar serangan di gurun tersebut.
Pada 2014 lalu, ISIS mendeklarasikan 'kekhalifahan' lintas batas di sebagian Suriah dan Irak. Beberapa kampanye militer menghancurkan proto-negara itu dan membuat mereka kehilangan wilayah kekuasaan.
Sejak dimulai pada 2011 lalu, perang telah menewaskan 380 ribu orang di Suriah. Sebelum melibatkan kekuatan dunia dan ISIS, gejolak di negara itu diawali unjuk rasa anti-pemerintah.