REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti sikap Unilever yang memberikan dukungan pada pergerakan LGBT. MUI pun mempertimbangkan ajakan kepada tokoh dan masyarakat untuk memboikot produk Unilever bila dukungan pada LGBT tetap disuarakan.
Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas, menyebut pihak Unilever perlu memberikan klarifikasi dan penjelasan terkait isu ini. Sebab, kata dia, Unilever harus memastikan dana yang dibayarkan umat Islam untuk produk mereka tidak digunakan untuk mendukung LGBT.
“Banyak produk produk lain di luar Unilever, kita bisa pindah ke produk lain namun perlu komitmen apakah dana-dana yang didapat dari kita digunakan untuk mendukung LGBT, jika demikian kita boikot,” kata Anwar Abbas saat dihubungi, Ahad (5/7).
Sementara itu, Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung, mengakui bahwa produk Unilever memang telah dipakai sebagian besar masyarakat. Namun, kata dia, kampanye pro LGBT yang dilakukan Unilever bisa memicu pemboikotan oleh ormas Islam.