REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadiah terbesar dari Allah SWT untuk Daarul Qur'an di milad ke-17 ini adalah perspektif. Hal ini seperti disampaikan Pimpinan Utama Daarul Qur'an KH Yusuf Mansur pada acara tasyakuran milad pada Ahad (5/7).
"Hadzaa min fadhli Rabbi. Kata yang sepatutnya kita ungkapkan hari ini. Usia 17 tahun buat Daarul Qur’an mungkin terhitung muda, tapi Allah, alhamdulillah, memberikan hal yang luar biasa buat kita. Seantero jagad, bahkan bukan hanya nusantara, dan kita lahir dari sebuah perspektif. Perspektif yang bagus, yang indah, yang keren, yang dinamis, yang membahagiakan. Betapa mahalnya perspektif itu. Dengan itulah kita bangun Daarul Qur'an," ujarnya yang disiarkan secara langsung dari Gedung Ad-Dhuha Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an, Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten, melalui aplikasi Zoom kepada seluruh sumber daya insani (SDI) lembaga ini di seluruh Indonesia,
Oleh karenanya, ia meminta jajaran SDI-nya untuk menuliskan perspektifnya mengenai Daarul Qur'an. "Saya ngasih tantangan buat SDI, para pimpinan Daqu, dan umat keluarga besar Daqu, buat menulis tentang perpsektif, old, now and future. Pengalaman terkait perpektif ketika di Daqu. Nah, future ini juga menarik. Tentang Dream Daqu yang terus kita gaungkan. Udah The Gives, The Gate, baru The Dream," lanjutnya.
Pada kesempatan ia juga menyebutkan, Daarul Qur'an tak hanya besar dari perspektif tapi juga dari masalah. "Masalah rakyat Indonesia banyak yang belum bisa baca tulis Al-Qur'an, masalah rakyat Indonesia belum hafal Al-Qur'an, masalah rakyat Indonesia sebagian besarnya belum mengerti Al-Qur'an. Justru karena itu masalah, kita hadir. Bangsa ini juga didera berbagai masalah, maka akan menjadi bangsa yang kuat betul. Untuk apa menolak masalah, kalau masalah itu adalah hadiah?" ujarnya lagi.
Sebagai salah satu unit di Daarul Qur'an, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) PPPA Daarul Qur'an juga banyak berperan dalam membesarkan lembaga yang inti gerakannya adalah dakwah tahfidzul Qur'an. PPPA Daarul Qur'an banyak membidani lahirnya lembaga pendidikan di bawah Daarul Qur'an, seperti Rumah Tahfidz Center dan Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Takhassus.
Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an Abdul Ghofur dalam kesempatan ini juga ikut mendoakan Daarul Qur'an. Menurutnya, usia 17 tahun adalah masa penting bagi lembaga untuk menunjukkan jati diri dan identitasnya. Maka, meski sudah berusia 17 tahun, masih harus lebih berhati-hati karena organisasi masih dalam kondisi labil dan mudah terpengaruh lingkungan.
"Oleh karena itu, di 17 tahun ini mari kita sama-sama melakukan sinkronisasi, mobilisasi, dan orkestrasi dengan baik dan sungguh-sungguh untuk Daarul Qur'an dengan tiga K: komitmen, kreatifitas, dan kompetensi," pungkasnya.[