Senin 06 Jul 2020 14:01 WIB

Penumpang KRL Membeludak, Bima Arya: Kita Kewalahan

Jumlah penumpang hampir mencapai kondisi normal, yakni 200 ribu orang.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline mengantre memasuki Stasiun KA Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sejumlah calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline mengantre memasuki Stasiun KA Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengeluhkan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) yang terus mengalami peningkatan setiap Senin. Bahkan, jumlah penumpang hampir mencapai kondisi normal, yakni 200 ribu orang.

Bima mengatakan, telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo. Namun, penumpang yang telah dibagi dalam shift kerja tetap saja menggunakan kereta rel listrik (KRL) pada waktu yang bersamaan.

"Ini tidak bisa begini semua. Kita juga kewalahan. PT KCI (Kereta Commuter Indonesia) juga kewalahan," keluh Bima di Stasiun Bogor, Senin (6/7).

Menurut Bima, shift kerja bisa lebih efektif lagi jika jarak kerjanya lebih dijauhkan. Demikian, karyawan yang bekerja di DKI Jakarta tak menggunakan KRL secara bersamaan.

Bima menjelaskan, telah menyiapkan bantuan bus gratis untuk mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Bogor. Namun, bantuan itu tak dapat mengurai penumpukan di Stasiun Bogor.

Solusi lain, Bima menguraikan, penumpang KRL bisa dapat diurai dengan cepat jika gerbong KRL tak lagi dibatasi 75 penumpang. Namun, kata dia, harus dipastikan dulu kerentanan persebaran Covid-19 di KRL.

"Tapi, kan ini perlu kajian akademis juga. Makanya, kita sepakat dengan Pak Gubernur (Jawa Barat) akan sering dilakukan tes di sini. Untuk mengukur kerentanan," jelas Bima.

Vice President Corporate Communications KCI Anne Purba di Stasiun Bogor, calon pengguna KRL mengantre sejak pukul 05.30 WIB hingga halaman parkir stasiun Senin (6/7). Antrean serupa juga terjadi di Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Bekasi, dan Rangkasbitung.

"Hingga pukul 10.00 WIB tercatat ada 166.044 pengguna KRL, meningkat tujuh persen dibanding Senin (29/6) lalu pada kurun waktu yang sama," kata Anne.

Di Stasiun Bogor, lanjut dia, setiap pemberangkatan bus bantuan dari pemerintah terus ramai digunakan para calon pengguna KRL. Bus yang mulai beroperasi sejak pukul 05.00 WIB telah melayani trayek Stasiun Bogor menuju Tebet, Manggarai, Tanah Abang, dan Juanda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement