REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Meski telah memasuki era kenormalan baru (New Normal), namun beberapa ormas masih enggan memulai kegiatan tatap muka secara langsung. Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini menyakinkan bahwa kegiatan pengajian akan tetap diadakan secara virtual.
“Kami di Muhammadiyah dan tentunya Nasyiatul Aisyiyah meskipun masa new normal ini tetap mengupayakan untuk memakai model kajian daring atau online,” kata Diyah saat dihubungi Republika, Senin (6/7).
“Sebab kami tetap masih berpegang teguh bahwa kondisi saat ini belum normal, hal ini dilihat dari meningkatnya angka penderita positif covid19. Maka Nasyiatul Aisyiyah masih memakai daring untuk mengantisipasi penularan,” sambungnya.
Dia juga berharap, meski diadakan secara virtual namun kajian yang disampaikan dapat tetap diterima secara efektif. Cara ini, kata Diyah juga menjadi pilihan terbaik untuk menghindari munculnya kasus baru covid-19. “Jangan sampai fanatisme beragama justru menghasilkan klaster penularan baru,” kata Diyah.
Diyah menjelaskan, kajian virtual yang diadakan Nasyiatul Aisyiyah telah dilakukan secara rutin dan mengangkat tema-tema menarik seputar persiapan menyambut era New Normal. “Iya sudah (rutin). Tema biasanya seputar kehidupan masa pandemi seperti parenting, ekonomi, kesehatan, dan kesiapan menyambut new normal,” ujarnya. Diyah juga menegaskan, kajian agama akan terus dilakukan secara virtual hingga kondisi lebih aman. Hal ini, kata dia, dilakukan untuk menghindari segala resiko yang tidak diharapkan.
“Kami akan tetap menunggu kondisi puncak pandemi sudah terlampaui, baru mungkin kami berani mengadakan kajian secara langsung. Sebab bagaimanpun juga, menghindari hal madharat yang akan menimbulkan jatuh korban lebih diutamakan,” jelas Diyah.