REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Berty Murtiningsih mengatakan, 50 persen dari kasus positif Covid-19 yang ada di DIY merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Hingga 7 Juli ini, kasus positif baru di DIY terus bertambah.
Berty menyebut, 7 Juli ini ada tambahan tujuh kasus positif baru. Sebagian besar dari kasus positif ini memiliki riwayat kontak dengan kasus positif yang sudah ada sebelumnya.
"Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif ada tambahan tujuh kasus. Sehingga, total kasus positif menjadi 346 kasus," kata Berty, Selasa (7/7).
Mereka terdiri dari dua warga Kulon Progo, dua warga Bantul, dua warga Sleman dan satu warga Gunungkidul. Warga Kulon Progo yakni perempuan dengan umur 30 tahun dan laki-laki berumur 3,5 tahun.
"Yang perempuan ada kontak dengan orang dari Solo dan laki-laki pernah kontak dengan kasus 327 yang merupakan orang tuanya," ujar Berty.
Warga Bantul yaitu perempuan dengan umur 52 tahun yang kontak dengan kasus nomor 322 dan berumur 49 tahun yang kontak dengan kasus nomor 314. Sementara, warga Sleman laki-laki dengan umur 37 tahun dan perempuan dengan umur 30 tahun.
Dua warga Sleman ini memiliki riwayat, masing-masingnya perjalanan dari Kediri dan kontak dengan kasus nomor 323. Sedangkan warga Gunungkidul berjenis kelamin laki-laki yang berumur 65 tahun dengan riwayat perjalanan dari Surabaya.
Berty menyebut, kasus yang memiliki riwayat perjalanan luar kota dikarenakan ada keperluan dalam rangka pekerjaan. Didapatkannya tujuh kasus baru ini, merupakan hasil pemeriksaan terhadap 132 sampel dari 79 orang.
"Sebagian besar kasus positif ini dari kontak tracing, OTG. Jadi tidak ada kondisi yang sampai sedang, apalagi berat," jelas Berty.
Selain ada tambahan kasus positif baru, Berty juga melaporkan ada tambahan empat kasus positif yang dinyatakan sembuh. Sehingga, total kasus sembuh sudah mencapai 282 kasus atau 81,5 persen.
Kasus sembuh ini terdiri dari dua warga Gunungkidul dan dua warga Bantul. Masing-masingnya berjenis kelamin laki-laki dengan umur 51 tahun, 41 tahun, 58 tahun dan 20 tahun.
"Laporan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) meninggal dunia dalam proses laboratorium bertambah satu PDP yaitu laki-laki berumur 58 tahun. PDP ini sudah tes swab dua kali," kata Berty.