Selasa 07 Jul 2020 20:43 WIB

Lada Bukan Sekadar Komoditas, Tetapi Identitas Babel

Pemprov Bangka berupaya mengembalikan kejayaan Lada seperti masa keemasannya

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menegaskan bahwa lada, Muntok white pepper bukan hanya menjadi komoditas tetapi juga identitas Bangka Belitung.
Foto: istimewa
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menegaskan bahwa lada, Muntok white pepper bukan hanya menjadi komoditas tetapi juga identitas Bangka Belitung.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menegaskan bahwa lada, Muntok white pepper bukan hanya menjadi komoditas tetapi juga identitas Bangka Belitung.

Muntok white pepper yang merupakan lada terbaik dan menguasai pasar dunia, pada 20 tahun terakhir ini secara perlahan tersingkir di mata dunia akibat produktivitasnya yang menurun dan berbagai permasalahan yang membuat para petani enggan menanam lada. 

Oleh sebab itu, Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya untuk mengembalikan kejayaan lada seperti pada masa keemasannya, dengan mendorong produktivitas dan memberikan nilai tambah kepada petani sehingga lada ini menjadi komoditas yang kembali menjanjikan.

Penegasan itu disampaikan Gubernur Erzaldi saat membuka webinar perdagangan lada Muntok white pepper dengan tajuk Penyusunan Program dan Kegiatan Terpadu 

dalam Upaya Mengembalikan Kejayaan Lada, di Ruang Vidcon, Kantor Gubernur Kepulauan Babel, Selasa (7/7).

Gubernur Erzaldi menambahkan, berbagai upaya dan strategi telah dilakukan dalam upaya mengembalikan kejayaan lada Bangka Belitung. Walaupun disadari, pemerintah dalam hal ini hanya sebagai fasilitator dan tidak bisa mengatur harga, namun pemerintah tetap mengambil langkah kebijakan.

Para petani sebagai peran utama dalam hal ini harus mendapat perhatian dan nilai tambah dengan meningkatkan kemakmurannya. Beberapa bantuan telah disalurkan dari mulai bibit, pupuk, maupun pelatihan mengenai cara menanam baik dan benar yang diperbaharui dan disesuaikan dengan situasi terkini.

Juga strategi bisnis dengan program hilirisasi lada, sistem resi gudang, dan lainnya melalui pengelolaan oleh BUMD PT BBBS dan lembaga lain seperti BP3L dan dewan rempah. 

Ke depan pemda bersama Kementerian Perdagangan RI akan mendorong kantor pemasaran bersama dan mengupayakan pendirian gudang di negara tujuan ekspor. 

Oleh sebab itu, kepada para importir lada, Gubernur Erzaldi berpesan agar bersama-sama secara kompak. Perlu adanya pembatasan impor, khususnya ke negara Vietnam. Intelejen pasar juga diperlukan sehingga dapat membaca situasi pangsa pasar.

Gubernur Erzaldi juga mendorong agar pengiriman lada melalui pelabuhan yang ada di Bangka Belitung. Para importir diminta untuk memperhatikan kesejahteraan petani.

"Kita tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya petani. Merekalah orang-orang yang pertama sekali harus mendapat nilai tambah dari lada ini," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama BUMD PT BBBS, Prof. Saparuddin yang menjadi moderator dalam webinar mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan fokus pada cara perdagangan lada ini bisa terkontrol. Dengan pertemuan ini nanti juga diharapkan dapat mendiversifikasi pasar dan produk sehingga dapat menambah lebih banyak lagi negara- negara sebagai pangsa pasar lada Bangka Belitung. 

Dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber dari IPB, Lukman Braga dan Kementerian Perdagangan RI, serta diikuti oleh Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, BP3L, Dewan Rempah Bangka Belitung, dan importir lada.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement