REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin, mengatakan Pemerintah telah menyediakan anggaran sekitar Rp 2,6 Triliun untuk membantu pesantren dan pendidikan keagamaan berkonsep asrama yang terdampak Covid-19.
Dia menerangkan, anggaran dialokasikan untuk membantu pesantren dan pendidikan keagamaan dalam pengadaan masker, fasilitas cuci tangan, maupun kesehatan lainnya.
"Pemerintah menyediakan Rp 2,6 triliun, ini presiden kemaren saya lapor saya mau ke Sukabumi, sekalian supaya diberikan kepada Pesantren Assobariyyah, pesantren ini diberi dana untuk cuci tangan untuk masker, untuk lain-lain," ujar Wapres saat meninjau protokol kesehatan di Pesantren Assobariyyah, Sukabumi, Rabu (8/7).
Wapres menerangkan, bantuan diberikan karena pesantren di zona hijau telah memulai membuka kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, pesantren dan pendidikan berkonsep asrama harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan, tidak semua pesantren memiliki dana memadai untuk menyediakan fasilitas kesehatan.
Menurut dia, nantinya bantuan yang diterima akan berbeda masing-masing pesantren. "Ada yang Rp 50 juta, ada Rp 40 juta, ada Rp 25 juta satu pesantren," kata Ma'ruf.
Selain itu, ada pesantren di beberapa provinsi yang dibantu pembangunan tempat wudlu, cuci tangan MCK oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perusahaan Rakyat. Begitu juga, anggaran bantuan termasuk insentif untuk tenaga pengajar pesantren maupun pendidikan keagamaan.
"Insya Allah ada juga yang sifatnya insentif untuk tenaga pengajar atau ustadz melalui Kemensos dan Kemendes, jadi kalau di total Rp 2,6 Ttriliun, ini alhamdulilah," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, bantuan diberikan karena Pemerintah tidak ingin pesantren maupun pendidikan keagamaan berbasis asrama menjadi tempat penyebaran virus Covid-19.
"Supaya tidak jadi pusat penyebaran, kita yakinkan pesantren itu dipersiapkan dengan baik diatur baik, karena mungkin lebih aman dibandingkan pendidkan di luar pesantren," katanya.
Menteri Agama, Fahrul Razi, mengatakan bantuan juga bukan hanya untuk pesantren dan pendidikan Islam, tetapi juga pendidikan keagamaan lain.
"Bapak Presiden dan Wapres juga membantu sekolah-sekolah keagamaan non-Muslim juga. Kan mereka juga terkena Covid ya Pak," ujar Menag menimpali wapres.