Ahad 12 Jul 2020 09:39 WIB

Masjid Hagia Sophia: Selamat Erdogan, Selamat Rakyat Turki!

Hagia Sophia cermin toleransi dan moderatnya Islam Turki dan Erdogan

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
 Hagia Sophia di Istanbul, Turki.
Foto: EPA-EFE / TOLGA BOZOGLU
Hagia Sophia di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID -- Pengirim: Mella Mardianti

Alhamdulillah, Hagia Sophia akhirnya kembali menjadi masjid setelah bertahun-tahun hanya sebagai museum. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berhasil meyakinkan dunia bahwa Hagia Sophia sangat layak menjadi masjid karena memang itu hak dan kedaulatan Turki.

Rakyat Turki juga secara mayoritas menginginkan kembalinya Hagia Sophia sebagai masjid. Dalam sebuah survei beberapa waktu lalu, lebih dari 70 persen rakyat Turki ingin Hagia Sophia menjadi masjid.

Kelompok Kristen Ortodoks pun ada yang menginginkan kembalinya Hagia Sophia sebagai tempat ibadah. Selain sebagai masjid, juga memberi ruang kecil untuk dijadikan tempat berdoa umat Kristen.

photo
Seorang pria memegang bendera Turki di depan Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya masjid yang dibangun di katedral dapat diubah menjadi masjid. lagi dengan menyatakan statusnya sebagai museum. - (EPA-EFE/ERDEM SAHIN)

Tidak semua kelompok Ortodoks menolak alih fungsi ini. Banyak juga yang menyebutkan bahwa ini hak dan kedaulatan sepenuhnya Erdogan dan rakyat Turki.

Sikap ini sangat wajar ditunjukkan kelompok-kelompok ini mengingat dalam sejarah kejatuhan Islam pun, banyak masjid yang diubah menjadi gereja atau tempat-tempat lainnya.

Hal ini bisa kita lihat dengan sangat jelas di berbagai negara di Eropa. Bahkan tetangga Turki yang sangat kritis dan menganggap Turki antitoleran, yakni Yunani, mencata sejarah telah menutup ratusan masjid setelah Ottoman kalah di sana.

Apa yang dilakukan Erdogan dan Pemerintah Turki jelas bukan sikap balas dendam. Ini adalah terbaik untuk menunjukkan bahwa Islam agama damai, menjaga toleransi, dan kerukunan.

Erdogan membuktikan itu dengan tetap menjaga keutuhan gereja-gereja yang jumlahnya ribuan di Turki.

photo
Wanita memegang bendera Turki di depan Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya masjid yang dibangun di katedral dapat diubah menjadi masjid lagi dengan menganulir. statusnya sebagai museum. - (EPA-EFE/ERDEM SAHIN)

Toleransi tidak bisa diukur hanya dengan perubahan fungsi tempat ibadah seperti ini.

Sebuah negara menjadi tidak toleran ketika menutup semua masjid, tidak mengizinkan satu pun masjid hadir, dan menolak simbol-simbol keagamaan.

Selamat kepada rakyat Turki, selamat untuk Erdogan.

Jadi ingin ke Hagia Sophia lagi....

Pengirim: Mella Mardianti, JL KH Agus Salim, Bekasi Timur, Jawa Barat

BACA JUGA: Hagia Sophia: Mengapa Harus Jadi Masjid?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement