REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mempunyai potensi pengembangan kopi yang bisa mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Namun, sayangnya banyak petani di desa yang berada di Pengunungan Nyalindung itu yang belum mempunyai pengetahuan secara baik dalam mengelola kopi, mulai dari proses pembibitan, panen hingga proses pascapanen.
Hal itu diakui oleh Kepala Desa Cupunagar, Wahidin Hidayat. Saat ditemui tim Ekspedisi Republikopi, Wahidin mengatakan kopi mulai dikembangkan secara intensif di wilayah Cupunagara pada tahun 2014. Dan hingga saat ini, sudah ada kurang lebih 100 hingga 150 hektar lahan kopi.
"Kami sebagai pemerintah desa (Pemdes) ingin menyejahterakan masyarakat, dalam hal ini petani kopi. Alhamdulillah, saat ini petani mulai merasakan hasilnya, melalui Bumdes yang membeli ceri dari petani kemudian diolah dan dijual," ujarnya, Selasa (15/7).
Wahidin melanjutkan, pemerintah Desa Cupunagara terus berupaya meningkatkan kapasitas petani, mulai dari sisi budidayanya maupun sisi proses pascapanennya. Namun, Wahidin mengakui perlu adanya dukungan dari pihak luar untuk membantu mengembangkan kopi asal Cupunagara.