Rabu 15 Jul 2020 06:11 WIB

Satpol PP Bongkar Beberapa Warung di Puncak

Penertiban dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di kawasan rest area.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
PKL yang menjamur di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
PKL yang menjamur di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor membongkar sejumlah warung di sekitaran rest area kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang kerap menjadi tempat kerumunan wisatawan pada akhir pekan.

"Penertiban ini salah satu upaya dalam rangka menghindari terjadinya penyebaran virus corona. Karena di lokasi rest area masih dipenuhi pedagang dalam beberapa hari terkahir, terutama di hari libur," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Dace Supriadi usai penertiban di lokasi, Selasa (14/7).

Menurut Dace, penertiban itu meripakan instruksi langsung dari Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut. Pasalnya, kini Kecamatan Cisarua masuk dalam ketagori zona kuning penularan Covid-19.

"Karena Cisarua masuk zona kuning sekarang. Kalau banyak kerumunan kemudian hasil tes cepat dan tes usa pada yang positif, otomatis jadi zona merah. Nanti gak habis-habis menangani corona," tutur Dace.

Dia meminta para pedagang kaki lima (PKL) yang ditertibkan itu bersabar sampai pandemik berakhir, sehingga tidak menyebabkan kerumunan masyarakat di Jalur Puncak saat akhir pekan. "Ini setelah dibersihkan langsung dipagar seng tutup supaya tidak ada daya tarik orang, kita jaga juga ada tenda dari BPBD siap untuk jaga 24 jam supaya steril. Kalau olahraga biasa tidak apa, kalau bergerombol itu yang masalah," papar Dace.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Emil mewaspadai wisata 'dadakan' atau lokasi yang tanpa pengelola, tetapi kerap dijadikan tempat berkunjung para wisatawan di Kawasan Puncak Cisarua Kabupaten Bogor.

"Kami mendapati beberapa temuan, pertama daerah wisata yang tidak berbayar, yang memang tidak ada pengelola itu ternyata masih relatif lebih rawan. Kita akan lakukan tindakan," ujarnya usai meninjau beberapa titik pusat keramaian di Kkawasan Puncak, Jumat (26/6).

Beberapa lokasi wisata dadakan itu, menurut Emil, seperti perkebunan teh dan jajanan di pinggir jalan. Kini ia tengah mengkaji antisipasi penularan Covid-19 di lokasi-lokasi tersebut. "Kita lagi kaji dengan Pak Kadis Pariwisata, untuk memberikan wastafel, disebar sehingga mereka paham menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement