REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar umatnya mendapatkan husnul khatimah (akhir yang baik). Dalam doa, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk membaca:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ
Allahummaj'al khayra 'umri akhirahu, wakhaira 'amali khawatimahu, wa khaira ayyami yauma al-qaka.
(Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat). (HR Ibnu As-Sunni).
Menurut Ustadz Ahmad Maududi Lc MA, husnul khatimah tidak akan didapatkan secara otomatis begitu saja. Misalkan, hadits Nabi SAW yang mengatakan:
من كان آخرُ كلامهِ لا إلهَ إلَّا اللهُ دخل الجنَّةَ
“Siapa yang di akhir hayatnya bisa mengucapkan la ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), maka ia masuk surga.” (HR Abu Daud).
Menurut Maududi, husnul khatimah lahir dari amalan-amalan yang istiqamah. “Tidak mungkin orang yang selama hidupnya ingkar kepada Allah, tiba-tiba saja menjelang meninggal lancar saja lidahnya mengucapkan la ilaha illalah. Orang yang bisa mengucapkan la ilaha illallah jelang meninggal adalah orang yang selama hidupnya memang istiqamah melafazkan zikir-zikir itu,” jelas Maududi, sebagaimana dikutip dari arsip Harian Republika.
Maududi menekankan, untuk mencapai husnul khatimah, manusia harus istiqamah mengerjakan amal-amal kebaikan. Orang yang selama hidupnya istiqamah melakukan kebaikan, insya Allah ia akan meninggal sebagai orang baik.
Hal yang terpenting, ia selalu menjaga dirinya terus istiqamah. “Kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Makanya kita terus istiqamah. Pertahankan diri kita menjadi orang baik. Jangan sampai sekarang kita sudah baik, kemudian kita lengah dan lalai. Saat itu Allah cabut nyawa kita. Na'udzubillah,” jelasnya.