Rabu 15 Jul 2020 20:21 WIB

Din: Kembalikan Katedral Hagia Sophia dan Masjid Al Hambra

Din menawarkan jalan tengah polemik Hagia Sophia.

Din: Kembalikan Katedral Hagia Sophia dan Masjid Al Hambra. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Din: Kembalikan Katedral Hagia Sophia dan Masjid Al Hambra. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan salah satu pilihan menyikapi polemik Hagia Sophia di Turki adalah dapat mengembalikannya menjadi katedral, tetapi dengan syarat Al Hambra difungsikan menjadi masjid kembali.

"Hagia tetap jadi katedral tetapi juga Al Hambra dikembalikan kepada Islam sebagai masjid kebudayaan Islam," kata Din dikonfirmasi Antara via diskusi daring, Rabu (15/7).

Baca Juga

Adapun Hagia Sophia awalnya merupakan Katedral Ortodoks di Konstantinopel, Byzantium (kini wilayah Turki). Sementara Al Hambra adalah kompleks perpustakaan, masjid dan istana khalifah Islam di Granada, Spanyol saat Muslimin berkuasa di tanah Eropa.

Menurut Din, menyikapi polemik Hagia Sophia dengan pilihan tersebut dapat dilakukan dan bisa menjadi solusi. Adapun saat ini persoalan Hagia Sophia memicu perbincangan dunia karena terdapat pro dan kontra seiring Presiden Turki Erdogan memfungsikan dari museum kembali menjadi masjid.

Hagia Sophia awalnya merupakan Katedral Ortodoks sampai diubah menjadi Katedral Katolik. Kemudian kembali menjadi Katedral Ortodoks hingga menjadi masjid, museum dan kini menjadi masjid.

"Ini layak dipertimbangkan karena ada masalah dunia, bukan soal setuju tidak setuju karena ini kesepakatan global," kata dia.

Sementara itu, Din mengusulkan pilihan lainnya, yaitu menyerahkan nasib Hagia Sophia sesuai pemerintah di masa terkait. Adapun secara linimasa, fungsi Hagia sempat berganti-ganti seusai pemerintah yang berkuasa, baik itu katedral, museum dan masjid.

"Kalau pemerintah Turki mau memfungsikan sebagai apa itu haknya. Dunia internasional dan PBB walaupun itu jadi warisan dunia tapi penggunaannya tetap menjadi hak negara terkait," katanya.

Hal serupa, kata dia, sebagaimana menghormati hak prerogatif negara Spanyol yang di dalamnya terdapat Al Hambra. Spanyol berhak memfungsikan Al Hambra sesuai kebijakan pemerintah berkuasa saat ini.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement