Rabu 15 Jul 2020 21:31 WIB

Tambah 29, Total Positif Covid-19 di Solo Tembus 100 Kasus

Tambahan kasus Covid-19 di Solo tersebut terbagi menjadi beberapa klaster.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo bertambah 29 orang pada Rabu (15/7). Sehingga, secara kumulatif jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bengawan mencapai 100 orang.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatat, tambahan kasus tersebut terbagi menjadi beberapa klaster. Di antaranya klaster pedagang tahu kupat, klaster Pasar Harjodaksino, klaster Penumping-Karangasem, dan klaster tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi. Sisanya berupa kasus pengembangan dari penelusuran dan kasus mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, merinci, klaster pedagang tahu kupat bertambah enam orang. Mereka berasal masih memiliki hubungan keluarga dan saat ini tinggal di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan.

Sebelumnya pada Selasa (14/7) ada sembilan orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster pedagang tahu kupat. Sehingga, jumlah pasien positif Covid-19 dari klaster tersebut sebanyak 16 orang, termasuk pedagang tahu kupat yang dinyatakan positif pada akhir pekan lalu. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak di antara klaster lainnya.

"Angka penularan klaster pedagang tahu kupat cukup tinggi. Dari 60 spesimen kontak erat dan dekat yang dilakukan uji swab secara PCR (polymerase chain reaction), hasilnya 15 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Artinya, persentase penularannya mencapai 25 persen," terang Siti kepada wartawan, Rabu.

Siti menambahkan, klaster Pasar Harjodaksino bertambah tiga orang yang dinyatakan positif Covid-19. Ketiganya merupakan kontak erat yang diketahui membantu kerokan kepada pedagang yang meninggal karena Covid-19. Namun, hanya satu orang yang tercatat sebagai warga Solo. Dua pedagang lainnya merupakan warga Sukoharjo dan Boyolali.

Selanjutnya, klaster Penumping-Karangasem yang merupakan pengembangan dari pasien anak asal Semarang yang berkunjung ke Solo. Anak tersebut diketahui berkontak dengan keluarganya di Kelurahan Penumping dan Karangasem, Kecamatan Laweyan. Setelah dilakukan penelusuran, enam orang keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19.

"Anak ini tinggal dengan saudaranya di Semarang. Kemudian, ke rumah neneknya di Solo, lalu main ke rumah saudara-saudaranya yang lain. Sebagian dari pasien klaster ini karantina mandiri," imbuh Siti.

Tambahan kasus selanjutnya berupa 13 tenaga kesehatan RSUD dr Moewardi yang masih berkaitan dengan kasus sebelumnya. Sebagian tenaga kesehatan tersebut merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

"Laporan pada kami ada 34 nakes RSUD dr Moewardi, tetapi yang ber-KTP Solo hanya 13 orang. Kalau dikembangkan, mungkin masih ada lagi yang berdomisili di Solo. Pendataan belum selesai," ucapnya.

Selain itu, tambahan kasus dua orang berasal dari hasil penelusuran kontak erat dan dekat almarhum anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Syamsul Bahri. Kemudian satu orang lagi merupakan warga Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan yang menjalani uji usap mandiri dan dinyatakan positif. Orang itu kemudian mendatangi Puskesmas Pajang dan melaporkan kondisinya.

"Pasien ini tanpa gejala dan sehat, sehingga diperbolehkan menjalani karantina mandiri dengan pengawasan ketat puskesmas," ungkapnya.

Dari 100 pasien kumulatif tersebut, rinciannya, 32 pasien menjalani rawat inap, 22 orang menjalani isolasi mandiri, 41 pasien dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia. Pasien yang menjalani isolasi mandiri tersebut kondisinya diklaim sehat sehingga dibolehkan karantina mandiri.

Sementara itu jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif sebanyak 302 orang. Rinciannya, 11 orang menjalani rawat inap, 253 dinyatakan sembuh, dan 38 orang meninggal dunia.

Sedangkah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 666 orang. Rinciannya, satu orang dirawat inap, lima orang menjalani rawat jalan, enam orang dalam pemantauan, dan 354 orang dinyatakan selesai pemantaauan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement