Kamis 16 Jul 2020 04:14 WIB

Warga Pengungsi Bencana Alam di Lebak Butuh Air Bersih

Sarana air bersih dibutuhkan untuk memenuhi keperluan mandi, cuci dan kakus

Sejumlah pengungsi korban banjir bandang beraktivitas di dalam tenda di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020).
Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki
Sejumlah pengungsi korban banjir bandang beraktivitas di dalam tenda di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat pengungsi korban bencana alam yang tinggal di hunian sementara (huntara) Cigobang Kecamatan Lebakgedong Kabupaten Lebak Provinsi Banten membutuhkan sarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK). "Kami saat ini menggunakan kondisi air kotor dan tidak layak dikonsumsi," kata Sudin (35) warga pengungsi huntara Cigobang Kecamatan Lebakgedong, Rabu (15/7).

Masyarakat yang tinggal di huntara I Cigobang tersebut sebanyak 86 kepala keluarga kini menggunakan air kotor dan kurang bersih. Penggunaan air tersebut tentu berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular, seperti diare dan gatal-gatal.

Baca Juga

Karena itu, dirinya mendesak pemerintah daerah segera mendistribusikan air bersih kepada warga korban bencana banjir dan bandang yang melanda awal tahun 2020. "Kami sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk keperluan MCK dan wudhu untuk melaksanakan ibadah shalat," katanya menjelaskan.

Iyan (60) Ketua Dusun Cigobang Kabupaten Lebak mengaku bahwa warganya itu sudah berlangsung selama lima bulan tinggal di sini dengan kondisi tidak layak huni. Selain kondisi air kotor, juga tenda yang dibangun kebocoran jika musim hujan dan siang hari kepanasan.

Sebagian besar tenda huntara tersebut dibangun oleh plastik terpal dan hamparan bambu, sehingga tidak nyaman bagi keluarga. "Kami berharap pemerintah daerah segera membangun sarana air bersih juga membangun tenda-tenda huntara itu dengan layak huni," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Camat Lebakgedong Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sudah menyampaikan permintaan warga korban bencana alam agar didistribusikan pasokan air bersih. Selain itu juga pihaknya mendesak pembangunan hunian tetap (huntap) yang layak dan lebih nyaman.

Namun, sejauh ini jawaban pemerintah daerah belum direalisasikan terlebih saat ini adanya pandemi Covid-19.

"Kami minta warga korban bencana alam bersabar dan dipastikan secepatnya dibangun kembali dengan lokasi yang aman dari ancaman bencana alam," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement