REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Konsumsi listrik oleh industri di wilayah Surakarta mulai mengalami kenaikan seiring dengan masuknya era adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Per bulan Mei 2020 terjadi penurunan konsumsi listrik sekitar 80 jutaan kwh di bawah area kami," kata Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surakarta, Ari Prasetyo Nugroho di Kota Solo, Kamis (16/7).
Sedangkan dari sisi pendapatan, berdasarkan data terjadi penurunan hingga Rp 80 miliar di sepanjang Mei 2020. Ari mengatakan, konsumsi normal bulanan di UP3 Surakarta sekitar 276 juta kwh. Ia mengatakan sekitar 50 persen dari total tersebut merupakan kontribusi dari industri.
"Meski demikian, memasuki bulan Juni penurunan konsumsi lebih rendah, sekitar 40 jutaan kwh. Harapannya pada bulan Juli ini kondisi makin membaik, tetapi memang yang masih seret adalah pelanggan dari bisnis, seperti perhotelan," kata Ari.
Menurut Ari, kondisi pandemi Covid-19 ini tidak terlalu berpengaruh pada permintaan penyaluran daya baru oleh industri. "Belum lama ini kami menyalurkan daya sebesar 555.000 VA di salah satu perusahaan. Dalam waktu dekat ada penambahan tiga lagi," katanya.
Pihaknya mencatat dari awal tahun hingga saat ini penyaluran daya sudah dilakukan kepada 10 perusahaan. "Kalau yang mengajukan permohonan ada sekitar 12 perusahaan, kami sudah merespons, saat ini tinggal menunggu pembayaran. Artinya dari PLN itu siap memenuhi berapapun kebutuhan industri," kata Ari.
Selain dari industri, Ari melanjutkan, pengajuan penyaluran daya juga datang dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk kebutuhan kereta rel listrik (KRL). "KRL sudah mengajukan permohonan, sudah kami jawab dan tinggal menunggu pembayaran. Prediksinya bulan November sudah teraliri. Kalau pengajuannya untuk KRL ini sebesar 5 mega watt," katanya.