REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan kunci keberhasilan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I, 80 persen terletak pada kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.
"Semuanya itu bergantung pada seluruh warga Jakarta. Kontribusi 80 persen terhadap keberhasilan ini ada pada kepatuhan, kedisiplinan dan ketaatan warga. Untuk itu, kami minta warga untuk bersungguh-sungguh," kata pria yang disapa Ariza itu di Jakarta, Jumat (17/7).
Ariza menerangkan, peningkatan kasus COVID-19 terjadi karena warga yang sudah jenuh, lelah, hingga euforia ingin segera lepas dari pembatasan, lantaran Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan PSBB sejak April 2020.
"Kedua, memang sebagian masyarakat kita belum sepenuhnya disiplin, patuh dan taat. Untuk itu kita minta, seluruh masyarakat meningkatkan kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan untuk melaksanakan protokol COVID-19," tuturnya.
Politisi Partai Gerindra itu menerangkan bahwa peningkatan kasusCOVID-19 juga terjadi lantaran DKI melakukan peningkatan dalam menyelenggarakan tes usap (swab test) guna mengendalikan penyebaran corona.
"Konsekuensi testing yang kami lakukan memang ditemukan adanya penyebaran di beberapa tempat. Kami membuka data secara terbuka, secara transparan dan terus melakukan identifikasi, testing, tracing, tujuannya adalah dalam rangka mempercepat identifikasi penyebaran COVID sehingga kita bisa melakukan penanganan, penanggulangan dan pencegahan," ujarnya.
Ia berharap, keterbukaan data dan transparansi yang dilakukan DKI bisa segera mengendalikan wabah corona di Ibu Kota.
"Kami juga menghadirkan 5.000 aparat, ASN yang bertugas dari Senin-Minggu, dibantu oleh TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, Disnaker, kemudian bekerjasama, kemudian juga menegakkan disiplin sanksi yang telah kita berlakukan," tutur Ariza.