Sabtu 18 Jul 2020 06:37 WIB

Kisah Pendeta Jadi Mualaf di Hagia Sophia

Seorang pendeta jadi mualaf di Hagia Sophia.

Red: Muhammad Hafil
Kisah Pendeta Jadi Mualaf di Hagia Sophia. Foto ilustrasi: Seorang lelaki berdoa di depan Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya sebuah masjid yang dibangun di katedral dapat diubah menjadi masjid lagi dengan menganilasinya. status sebagai museum.
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Kisah Pendeta Jadi Mualaf di Hagia Sophia. Foto ilustrasi: Seorang lelaki berdoa di depan Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Pengadilan administrasi tertinggi Turki pada 10 Juli 2020 memutuskan bahwa museum yang dulunya sebuah masjid yang dibangun di katedral dapat diubah menjadi masjid lagi dengan menganilasinya. status sebagai museum.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pada hari penaklukan Konstantinopel, 29 Mei 1453, masuklah Sultan Muhammad II Al Fatih (Sultan Mehmed II/Sultan Muhammad II) ke dalam kota itu.  Dikutip dari buku Sejarah Umat Islam yang ditulis oleh Prof Hamka (Buya Hamka), pekik Allahu Akbar terdengar di kiri kanan jalan, tempat bala tentaranya berdiri menyambut kedatangan baginda yang mengendarai kudanya yang bernama 'Jambulat'.

Sultan Muhammad II memasuki kota dengan langkah yang tenang dan bahagia. Tidak terlihat kesombongan pada wajah Sultan. Bahkan, sesampai di hadapan gereja besar Hagia Sophia, Sultan turun dari kudanya dan sujud ke bumi mengucapkan syukur kepada Allah dan diambilnya segenggam tanah, lalu disiramkannya ke kepalanya sendiri sebagai wujud merendahkan diri kepada Ilahi.

Baca Juga

Saat Sultan masuk ke dalam gereja yang bersejarah itu, terlihat beberapa orang yang taat beribadah sedang menengadah ke langit, di bawah pimpinan pendetanya, bersembahyang dengan sangat khusyuk memohonkan perlindungan dan biarlah mati dalam keadaaan sembahyang. Kebetulan pada saat itu hari sembahyang sedang memperingati orang suci mereka yaitu Santa Theodosie.

Baginda Sultan Muhammad II tertegun melihat orang-orang yang sembahyang dengan khyusuk. Saat Sultan tertegun, terdengar olehnya bunyi orang sedang memukul-mukul bangunan gereja dan mengganggu kekhusyukuan orang yang sedang beribadah.