Sabtu 18 Jul 2020 10:39 WIB

Lurah Benda Baru Bantah Mengamuk di SMAN 3 Tangsel

Lurah Benda Baru Pamulang sudah minta maaf atas insiden di SMAN Tangsel.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Indira Rezkisari
Lurah Benda Baru berinisial SA mengamuk dan merusak fasilitas sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berada di Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Jumat (17/7)
Foto: istimewa
Lurah Benda Baru berinisial SA mengamuk dan merusak fasilitas sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berada di Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Jumat (17/7)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Lurah benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Saidun, membantah kabar mengenai dirinya yang mengamuk di SMAN 3. Dia mengaku hanya menendang kaleng biskuit dan gelas yang berada di atas meja ruangan kepala sekolah.

Berkat aksinya tersebut, Saidun harus berurusan dengan pihak kepolisian, atas perbuatannya yang berbuntut pada laporan polisi. Saidun disebut mengamuk lantaran lima siswa titipannya tidak diterima pihak sekolah.

Baca Juga

"Akhirnya apa yang saya lakukan, kalaupun seandainya saya ngamuk bukan ngamuk karena apa yang diberitakan teman-teman ya. Cuma biskuit kaleng, ini saya kasih tahu, ini air mineral botol, di sini ada kaleng, ada gelas mungkin di situ. Kaki melayang sudah tidak kuat, dari pada saya strok," ujar Saidun saat diwawancarai sejumlah wartawan, Jumat (17/7).

Dia melanjutkan, yang sebenarnya terjadi permintaan titipan siswa itu dilakukan semata-mata untuk menolong mereka yang berprestasi, namun tak memiliki dana cukup untuk mendaftar di sekolah swasta.

"Saya cuma masukkan dua anak dari staf saya. Yang satu batal karena sudah lolos di jalur prestasi. Tinggal yang satu anak sekuriti tidak bisa masuk, makanya saya minta tolong, kenapa sih saya minta satu tapi tidak bisa," ucap Saidun

Namun laporan atas perbuatannya sudah diterima pihak kepolisian dan kini sedang dilakukan penyelidikan. Meski secara kekeluargaan Lurah Saidun sudah meminta maaf kepada kepala sekolah melalui pesan pribadi.

Lebih lanjut, Ia menduga ada pihak-pihak yang terpancing lalu menyampaikan ke kepala sekolah untuk membuat laporan ke polisi. “Siapapun kalau ada atasannya diperlakukan seperti itu pasti emosi. Emosinya karena tidak tahu cerita lalu laporkan. Ke depan, komunikasi dimulai dari begini. Ibarat kopi, diminum pahit tapi rasanya enak. Saya secara pribadi sudah meminta maaf," kata Saidun.

Sementara, Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Tangerang Selatan Aan Sri Analiah membenarkan kejadian perusakan sebab siswa titipannya tak bisa masuk sekolah. Namun demikian, Aan mengaku paham apa yang dirasakan Lurah Saidun, hingga melampiaskan amarahnya pada saat itu.

“Kan masa PPDB, pak lurah juga mungkin banyak mendapatkan tekanan dari mana mana agar bisa mengusahakan masyarakatnya masuk SMAN 3. Padahal di sini PPDB sudah berakhir dan sudah daftar ulang. Kita sampaikan baik baik,” jelasnya.

Pihak sekolah pun akhirnya menolak karena kuota siswa di SMA telah terpenuhi dan tidak bisa ditambah lagi. Menurutnya tak mungkin jika harus menambah kelas dengan kapasitas yang tersedia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement