Ahad 19 Jul 2020 06:58 WIB

Guru di AS Protes Pembukaan Kembali Sekolah

Para guru menuntut sekolah jarak jauh dilakukan setidaknya sampai Oktober

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Ratusan guru dari negara Bagian Arizona, Amerika Serikat (AS), melakukan unjuk rasa atas keputusan pembukaan kembali sekolah. Mereka mencoba menyelamatkan hidup banyak orang ketika virus corona masih dengan cepat menyebar di negara tersebut.

Terinspirasi oleh demonstrasi Black Lives Matter, para guru mengenakan kaos merah yang terakhir mereka kenakan dalam pemogokan 2018. Mereka menggunakan mobil dipoles dengan slogan-slogan berkendara di sekitar kota.

Baca Juga

"Belajar jarak jauh tidak akan membunuh kita tetapi Covid bisa!" tulis salah satu slogan protes tersebut.

Kaos "Merah untuk Ed" adalah pakaian yang sama pada mogok kerja selama seminggu yang sukses dua tahun lalu. Pakaian itu akan dikenakan kembali untuk pawai kendaraan yang jauh lebih besar pada 22 Juli untuk mengelilingi ibu kota negara bagian dan kantor gubernur. Kaos merah adalah simbol pemogokan nasional oleh pendidik selama beberapa tahun terakhir yang beberapa percaya mungkin dihidupkan kembali musim gugur ini.

Para guru menginginkan Gubernur dari Partai Republik, Doug Ducey, untuk mendorong dimulainya sekolah tatap muka setidaknya sampai awal Oktober. Permintaan itu dilakukan setelah seorang pendidik meninggal karena melakukan pengajaran pada sekolah musim panas karena Covid-19.

Ducey mengatakan tidak akan terombang-ambing oleh politik pada Kamis (16/7). Dia akan nyaman mengirim anak-anaknya kembali ke sekolah, seperti yang dilakukan kepala kesehatan negara itu, Cara Christ.

Keselamatan dari 1,1 juta siswa sekolah umum negara bagian dan 20.000 guru menjadi pertaruhan dari keputusan pembukaan sekolah. "Kami tidak ingin ada anak yang mendapatkan ini dari kami, karena sebagai guru, saya tidak ingin pergi ke pemakaman mereka," kata guru kelas tiga, Stacy Brosius, yang juga tidak siap untuk mengirim ketiga anaknya kembali ke sekolah .

Pembukaan kembali sekolah telah menjadi isu pemilihan yang sangat panas setelah Presiden Donald Trump menuntut kembalinya belajar secara langsung di seluruh AS. Sementara, Demokrat mendesak sekolah jarak jauh sampai tingkat kasus Covid-19 lebih datar.

Arizona menghadapi peningkatan kasus virus corona selama musim panas. Rata-rata selama sepekan, kasus baru telah berubah dari 500 pada akhir Mei menjadi lebih dari 3.000 pada Juli. Sementara, menurut data terbaru dari Departemen Arizona Kesehatan Masyarakat, kapasitas perawatan intensif rumah sakit, sudah terpakai 90 persen pekan ini.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement