REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Momentum lebaran Idul Fitri 1441 H kemarin menjadi yang paling berbeda dirasakan masyarakat asal Sumatera Barat terutama masyarakat Minang yang berada di perantauan. Lebaran kemarin, para perantau Minang tidak dapat pulang kampung untuk mudik lebaran karena saat itu Sumatera Barat sedang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan angka pertumbuhan kasus virus corona.
"Mungkin ada masyarakat yang pada saat diberlakukan PSBB merasa kecewa dan marah atas kebijakan yang diambil. Namun semua itu dilakukan demi percepatan penangan covid. Kawatir jika dibiarkan atau lambat dalam pengambilan sikap akan berdampak lebih buruk seperti yang terjadi diberapa daerah lain saat ini," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Ahad (19/7).
Gubernur Sumbar mengapresiasi para perantau yang juga mendukung PSBB Sumbar. Di mana mayoritas perantau Minang mampu menahan diri untuk tidak pulang kampung untuk berlebaran.
Irwan mengklaim, PSBB dan dukungan dari perantau tidak pulang kampung turut menentukan keberhasilan Sumbar dalam menekan dan mengendalikan kasus covid-19. Irwan menyebut baru-baru ini Sumbar mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo karena termasuk lima provinsi yang berhasil mengendalikan covid-19.
Pada Sabtu (18/7) kemarin Irwan menghadiri Sales Mission dengan tema Sumbar Siap Menerima Perantau Pulang Merayakan Idul Adha di Hotel Balairung Jakarta.
Di situ, Irwan menyebutkan, selain pulang untuk merayakan Idul Adha, perantau juga dapat menikmati beragam destinasi wisata di Sumatera Barat yang sudah siap menyambut dengan skenario new normal.
"Kita bersyukur penanganan covid 19 di Sumatera Barat dapat dikendali secara baik dengan 4 straregi testing, tracing, isolasi dan treatmen sehingga pada saat tatanan normal baru prosuktif dan aman covid ini kita telah bisa menerima kunjungan wisata dengan pola disiplin protokol kesehatan untuk membangkitkan kembali perekonomian daerah," ucap Irwan.