Selasa 21 Jul 2020 09:34 WIB

Revolusi Jam Tangan Ponsel Menjadi Jam Tangan Pintar

Jam tangan pintar mengalami perjalanan yang panjang bisa sampai secanggih ini.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang model memperlihatkan smartwatch Samsung Gear S2 ketika peluncuran di Jakarta, Rabu (2/12).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang model memperlihatkan smartwatch Samsung Gear S2 ketika peluncuran di Jakarta, Rabu (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jam tangan pintar akhir-akhir ini menjadi produk yang terbilang sukses. Di balik itu semua, perangkat tersebut mengalami perjalanan yang sangat panjang hingga sampai secanggih sekarang.

Anda mungkin ingat dua ponsel arloji 3G saat 2009, yakni Samsung S9110 dan LG GD910. Ponsel arloji tersebut tidak bisa menjalankan aplikasi (bahkan J2ME), sulit mengirimkan pesan teks, dan tidak bisa menjelajah web, serta tanpa WiFi juga baterai kecil. Thetering juga bukan pilihan.

Baca Juga

Tetapi, seperti yang dilansir dari GSM Arena, Senin (20/7)  terkadang perusahaan mencoba berbagai hal sebelum teknologi siap dan sudah 10 tahun sejak ponsel arloji pertama Samsung, SPH-WP10. Jadi mungkin mereka mencoba peruntungan tersebut.

photo
Samsung S9110 - (albaztus3net)

WP10 mungkin menganggap nama jam tangan telepon terlalu serius. Jam tangan itu sangat mirip telepon dari zaman itu. Termasuk antena eksternal, hanya dengan tali telepon.

Bobotnya 50 g dan tebalnya 20 mm, tetapi itu semua sepadan karena pengguna bisa melakukan panggilan pada jaringan 2G hingga 90 menit. Era ini sebelum Bluetooth. Jadi kecuali pengguna memegangnya di telinga, mereka harus menggunakan headset berkabel.

Model LG bahkan memiliki kamera dan memanfaatkan koneksi 3G untuk mengirim dan menerima MMS, mengambil foto dan langsung membagikannya dengan teman-teman. Sementara itu, Sony Ericsson LiveView dari 2010 adalah contoh awal dari sebuah smart band.

Namun, perangkat itu tidak seperti jam tangan pintar sebenarnya. Perangkat itu perlu disinkronkan dengan ponsel di setiap boot-up. Dua tahun kemudian Sony merilis Sony SmartWatch yang masih belum memiliki kecerdasan.

Tidak sampai Sony SmartWatch 3, perusahaan membuat lompatan ke Android Wear. 3 adalah salah satu jam tangan pintar pertama yang memiliki penerima GPS built-in.

Motoactv Motorola mirip dengan LiveView keluar pada 2011. Perangkat ini memiliki fitur pelacakan latihan yang jauh lebih canggih. ANT+ mengaktifkannya untuk terhubung ke sensor kecepatan/irama pada sepeda atau ke sensor pulsa eksternal (Bluetooth dapat digunakan juga).

Pelacakan latihan masih merupakan kasus penggunaan utama untuk jam tangan pintar. Itu tidak memiliki ‘aplikasi’, meskipun itu mendukung plug-in untuk Facebook dan Twitter, misalnya.

Pada 2013, Samsung mencoba membuat smartwatch lagi. Galaxy Gear adalah jam tangan pintar yang sebenarnya karena tidak ada telepon atau data seluler. Perangkat menjalankan Tizen pada prosesor 800 MHz dengan RAM 512 MB dan penyimpanan 4 GB.

Galaxy Gear memiliki kamera 1.9MP yang dapat merekam klip video 10 detik dalam 720p. pengguna harus membagikannya dari ponsel, namun mereka dapat membaca SMS, melihat MMS dan membuat panggilan menggunakan arloji (selama ponsel dalam jangkauan Bluetooth). Yang lebih penting ada aplikasi, termasuk Twitter, Facebook, Evernote, MyFitnessPal dan RunKeeper.

Setahun kemudian datang Samsung Gear Live, yang menjalankan Android pada chipset Snapdragon 400. Namun jam tangan Gear (dan jam tangan Galaxy yang lebih baru) telah didasarkan pada Tizen secara eksklusif.

LG juga kembali ke segmen dengan LG G Watch 2014 yang menjalankan Android Wear dan memiliki LCD persegi. LG G Watch R serupa, meskipun ia beralih ke layar P-OLED melingkar.

Motorola memperkenalkan Moto 360 pada 2014 dengan tampilan yang sebagian besar bundar. Dengan banderol harga terjangkau dan Android Wear on board, ini terbukti cukup populer.

Tahun berikutnya, LG Watch Urbane menjalankan Android Wear dan memiliki layar P-OLED melingkar, tetapi tidak ada telepon atau data seluler. Watch Urbane LTE memang menawarkan koneksi 4G , tetapi menggunakan OS yang berbeda sebagai gantinya, webOS. OS Palm hidup di TV LG, meskipun tidak seperti Samsung Tizen, OS ini tidak lagi menjadi bagian dari pasar smartwatch.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement